Akhir

552 81 17
                                    

Juan memukuli Dion dengan membabi buta. Tak peduli pria itu sudah terengah-engah mengais udara karena kesulitan bernapas.

" Urusan lo dan gue belum selesai." tunjuknya memberi peringatan ke arah Dion yang sudah terkapar tidak berdaya disamping mobilnya.

" Sampai lo ketemu gue lagi -- " jedanya menarik napas.

"-- itu hari terakhir lo di dunia ini brengsek!" lanjutnya sambil menendang keras kaki Dion.

Bisa dia dengar teriakan pria itu tapi Juan tidak peduli.

Mengabaikan Dion, Juan segera menghampiri Nala yang masih berada didalam mobil pria brengsek itu.

Menghela napas prihatin saat melihat keadaan gadis itu yang tidak sadarkan diri.

Tanpa membuang waktu, dia langsung membawa Nala ke mobilnya setelah merapikan pakaian gadis itu.

Setelah menempatkan Nala dikursi penumpang disamping kemudi, kegiatan Juan yang sedang memasangkan seatbelt pada Nala terinstrupsi dengan suara pintu mobilnya yang dibuka dengan kasar dari luar.

Menampilkan wajah Eri yang memandangnya penuh amarah.

" Urus urusan lo sendiri Juan!" tekan gadis itu.

Juan memandang Eri remeh.

" Lo harus berhenti bertindak rendahan Er." 

" Gue pikir kita temen." balasan Eri terdengar mengejek Eri.

" Memang."

" Kalau gitu lo harusnya bisa mengabaikan ini kan?" sentak Eri kasar.

Muak sekali dengan jawaban bertele-tele Juan.

" Lo sadar dengan apa yang sedang lo lakuin?"

" Gue cuman pengen ngasih dia pelajaran!"

" Dengan cara ngerusak hidupnya?" suara Juan mulai tinggi.

Jujur saja, dia tidak habis pikir dengan isi kepala Eri.

" Lo tau apa yang dia lakuin sama Mark dibelakang gue!?" balas Eri berteriak frustasi.

" Ya, tentu aja lo tau." jawabnya sendiri sambil tertawa kecut.

Mendadak merasa bodoh saat dia menyadari semua orang mengkhianatinya.

" Ini gak seperti yang lo bayangin." jawab Juan mencoba meyakinkan Eri.

Eri tertawa remeh mendengar balasan Juan.

" Menurut lo apa yang gue bayangin? Tau apa lo tentang perasaan gue, hah? Saat gue tau si jalang ini tidur di rumah cowok gue, gue yakin mereka ngapa-ngapain brengsek!" murkanya sambil memukul kaca mobil Juan.

" Gak usah berlebihan."

Eri memandang Juan dengan ekspresi tidak percaya.

" Bilang apa lo?" tuntutnya kasar.

" Gak usah berlebihan. Lo tau Mark cuman cinta sama lo."

Mendengar jawaban Juan yang rasanya seperti omong kosong ditelinganya itu membuat Eri menangis histeris.

Kenapa semua orang memperlakukannya begini? 

Seakan-akan dirinya tidak penting!

Gadis itu mulai kehilangan kendali dan berteriak kencang.

" LO GAK NGERTI! LO GA,-"

" GUE NGERTI! SANGAT MENGERTI!" potong Juan tak kalah keras.

Mulai muak dengan drama Eri.

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang