Terdampar

600 89 33
                                    

Nala berakhir duduk diruang tamu keluarga Barata itu dengan canggung, diam-diam menyimpulkan didalam hati bahwa keluarga Mark pasti keluarga kaya. Bisa dilihat dari interior dan luas ruangan rumahnya ini.

Walaupun rumah besar ini terasa sepi tapi setiap sudutnya tidak dibiarkan kosong. Selalu ada furniture yang terlihat mewah menghiasinya. 

Persis seperti rumah-rumah keluarga kaya yang ada di televisi.

Sebenarnya tanpa melihat rumahnya pun Nala sudah tahu Mark berada dilevel yang berbeda dengannya. 

Lihat saja barang-barang dan transportasi yang pria itu gunakan, seolah menunjukkan kelasnya.

Berbeda dengannya yang hanya berasal dari keluarga sederhana. Tidak kekurangan dan tidak berkelebihan juga. 

Ya, sederhana.

Bukan hanya Mark, teman-teman pria itu pun juga terlihat seperti itu. 

Meskipun mereka tidak berusaha menunjukkannya, but you know aura anak-anak orang kaya itu terasa.

Marie duduk dihadapan Nala setelah meletakkan segelas jus yang dia ambil dari dapur.

" Minum dulu yuk dek." ajaknya.

Nala mengangguk dan tersenyum canggung. 

Dia tidak pernah nyaman dengan orang baru.

Mark turun dari lantai atas dan ikut bergabung duduk disofa ruang tamu.

Bagus, Nala semakin mati kutu.

Marie masih menatap Nala dengan senyum-senyum. Gemas sekali dengan tingkah malu-malu kekasih adiknya ini.

Iya, Marie menyangka Nala adalah kekasih Mark. Apalagi tadi saat hendak masuk kedalam rumah, adiknya itu meggandeng lengan Nala.

Gimana Marie tidak akan menyimpulkan mereka pacaran coba? 

Adiknya ini anti sekali sentuh-sentuh kalau bukan siapa-siapa.

" Kok tadi gak bilang kakak mau kesini? Kan bisa barengan aja tadi.."

Marie terus berbicara sok akrab dengan Nala. 

Menyayangkan kenapa saat bertemu di halte bus tadi mereka tidak pergi bersama saja.

Mark mengernyitkan dahinya bingung.

Ngomongin apa sih?

Nala semakin kikuk dibuatnya. J

angankan pergi bersama dengan kakak Mark ini, dia tau akan berakhir malam ini di rumah mewah dua adik-kakak ini saja tidak pernah terlintas diotak nya. 

Marie terus berbicara dengan semangat. Seolah-olah baru bertemu teman lama.

Kakak Mark ini memang terkenal sangat ramah dan supel. Siapapun akan dia perlakukan dengan baik. Dia sangat terbuka. Mungkin itu berkaitan dengan profesinya.

Nala berusaha mengimbangi kakak Mark yang terlihat sangat menggebu-gebu itu. 

Didalam hati merutuki dirinya sendiri yang entah kenapa sulit sekali untuk melakukan hal yang sama.

Nala diam-diam mengagumi kecantikan kakak perempuan Mark itu. 

Wajahnya cantik ketika diam dan sangat manis ketika tersenyum. 

Wajahnya terlihat sangat ramah dan mengayomi. 

Dia juga tampak dewasa dan tenang.

Tipikal wanita berpendidikan.

Seketika Nala merasa insecure.

Marie masih terus berbicara. Seakan tidak kehabisan topik, dia akan pergi ke satu topik lalu beralih ke topik lainnya. 

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang