Salah Siapa Memangnya?

487 78 20
                                    

Anes menepis kasar piring yang berisikan nanas ditangan Mark saat pria itu hendak meletakkannya diatas meja makan, tepat didepan Nala.

Alhasil buah nanas yang telah dipotong-potong rapi diatas piring itu berhamburan diatas lantai.

Kejadian itu membuat Nala refleks memejamkan kedua matanya. 

Suara piring yang menghantam lantai itu sukses membuatnya terkejut.

Dirinya meringis pelan saat melihat pecahan piring malang itu bertebaran dimana-mana.

" MARK APA-APAAN SIH!?" bentak Anes pada putranya itu.

Nah loh?

Mark hanya berdiri mematung didepan ibunya, terlalu terkejut.

Kejadiannya cepat sekali.

Rasanya seperti nyawa nya ikut melayang saat piring yang digenggamannya tadi itu terjun bebas ke lantai.

Pria yang telah mengganti celananya dengan training hitam dan rambut setengah basah sehabis mandi itu menatap ibunya diam tidak berkedip.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi?

Melihat Mark yang sedang mematung didepannya itu membuat darah Anes semakin mendidih.

Putranya ini benar-benar!

" Mark Seano Barata!"

Mark merinding.

Sejak kapan ibunya punya nada suara setajam itu?

" Ya?" jawab Mark tidak yakin.

Matanya melirik Nala yang juga tengah meliriknya polos.

Tangan gadis itu tidak berhenti menggaruk-garuk lengannya sendiri dengan pelan sembari jedua matanya yang berkedip-kedip, menyesuaikan penglihatannya dengan lampu dapur yang terlalu terang.

Kok calon ibu anak-anak gue gemesin?

Lirikan Mark turun kearah piyama maroon yang Nala gunakan, pasti bi Sumi yang telah menggantikan baju gadis itu.

Pengen sungkem aja gue sama bi Sumi rasanya. Love you bi.

Mata Mark bergerak cepat memindai wajah bangun tidur Nala.

Wajah itu tampak segar walau matanya sedikit bengkak. Mungkin efek karena terlalu lama tidur.

Udah agak mendingan kayanya.

Mark menghembuskan napas lega. 

Syukurlah.

" MARK!"

" AH MAMA!" teriak Mark terlonjak kaget mendengar teriakan ibunya.

" Kenapa sih Ma teriak-teriak? Kaya dihutan aja." decak Mark pelan menatap ibunya jengkel.

Mark menghembuskan napas pelan saat matanya melirik pecahan piring dilantai.

" Coba Mama lihat." ucap Mark menunjuk pecahan piring dilantai itu dengan dagunya kearah Anes.

Mencoba memberitahu wanita yang telah melahirkannya itu kesalahan apa yang telah dia perbuat.

" Mama ngapain tadi nyenggol tangan Mark, hm?" tuntutnya pada sang ibu.

Senggol? Oh wow, halus juga bahasa Mark. Padahal jelas-jelas ibunya itu sengaja membanting.

Mark mengernyit heran memandang wajah ibunya. Bukannya merasa bersalah, ibunya itu malah menatapnya galak.

Anjir gue salah apa sih?

" Kenapa Mama senggol tangan kamu? Kamu tanya kenapa Mama senggol tangan kamu? Iya?" cerca sang ibu.

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang