Keluarga Mark?

671 108 19
                                    

Mark bahkan belum masuk kedalam rumah tapi kakaknya sudah menghadangnya didepan pintu dengan tatapan menuntut.

" Mana roti bakar gue?" ucapnya sambil mengadahkan tangan.

Sedetik kemudian, Marie tiba-tiba berteriak nyaring sambil menghentakkan kakinya kesal saat melirik tangan sang adik yang kosong tanpa membawa apapun.

" Ih kok gak lo beliin sih? Gue kan udah bilang ke lo tadi beliin roti bakar bang Agus dulu sebelum lo pulang!" sambungnya gemas.

Masih tetap mencak-mencak, Marie bahkan memelototi Mark. 

Berusaha untuk mengintimidasi adiknya itu.

Tapi bukannya seram, tatapan galak kakaknya itu malah terlihat aneh dimata Mark.

Marie itu matanya sipit jadi kalau melotot jatuhnya malah lucu.

Tapi tentu saja Mark tidak akan mengakui itu didepan orangnya langsung. 

Bisa-bisa besar kepala kakaknya itu.

" Lupa." balas Mark acuh tak acuh seraya berusaha untuk menyingkirkan Marie yang berdiri menghalangi pintu.

" Minggir ah."

"Nggak! Beliin dulu rotinya."

" Dih ogah."

" Ih Mark tega banget sih lo. Gue belum makan apa-apa tau dari tadi."

Dengan wajah memelas yang dibuat-buat sambil memegangi perut, Marie mencoba terlihat semenyedihkan mungkin dihadapan Mark agar adiknya itu menuruti keinginannya.

Ayolah, dia sudah 4 hari yang lalu ingin roti bakar itu. Tapi karena baru hari ini bisa kembali ke rumah karena sibuk bekerja, dia merasa benar-benar harus makan roti langganan favoritnya itu detik ini juga.

Sekedar informasi, Marie adalah seorang pramugari yang sangat sibuk sehingga jarang pulang ke rumah karena sering melakukan penerbangan domestik dan internasional.

Alasan dia jarang pulang adalah karena jarak bandara ke rumahnya lumayan jauh. Kembali ke rumah hanya akan menghabiskan waktu.

Jadi dia lebih memilih untuk beristirahat di apartment-nya yang berada didekat bandara saja apabila memiliki waktu rehat untuk beberapa jam sebelum penerbangan selanjutnya.

Bahkan dia pernah tidak pulang dalam 2 bulan saking sibuknya. Padahal dia sangat merindukan rumah.

Namun sekalinya kembali ke rumah adiknya ini malah sama sekali tidak pengertian.

Punya adik ngeselin banget! Kasihan banget adik ipar gue nanti punya suami kaya gini. cebiknya dalam hati.

Marie tak henti-hentinya merenggut kesal sambil menghentak-hentakan kakinya ke lantai.

Lama-lama Mark kesal juga. 

Kakaknya ini sudah dewasa tapi masih saja kekanakkan.

" Kak!" ucap Mark tegas.

Masih sambil menghentak-hentakan kaki dan mulut yang sibuk komat-kamit, Marie berusaha menggeser tubuhnya dari pintu agar adiknya yang menyebalkan itu bisa masuk.

Segalak-galaknya Marie, sebenarnya dia takut dengan Mark. 

Apalagi kalau adiknya itu sudah mengeluarkan nada suara tegas.

Cih, galak! Padahal dulu pas kecil mah imut banget. Sekarang gedenya malah amit-amit.

Masih dengan wajah cemberut dan tak berhenti menggerutu, wajah kesal Marie mendadak berubah bingung saat matanya tidak sengaja melirik ke dalam mobil Mark.

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang