Good Night

695 91 65
                                    

Nala makan sendiri diruang makan keluarga Barata itu. 

Bukannya tuan rumah tidak mau menemani, tapi Mark dan Marie sebenarnya paham kalau gadis itu merasa tidak nyaman. Jadi meninggalkannya sendiri adalah pilihan yang tepat agar ia bisa makan dengan tenang.

Sekitar setengah jam kemudian Mark turun dari lantai atas dan menghampiri Nala yang telah selesai makan.

" Kenyang gak? Ada camilan dan buah tuh di kulkas." ujar Mark tersenyum sembari membuka pintu kulkas.

Nala menolak dengan gelengan.

" Eh eh ga,--"

" usah.." lanjut Nala pelan saat melihat Mark mengambil sebuah apel dan langsung menggigitnya. 

Ekspresinya mendadak pias saat sadar Mark hanya menawarkan, bukan mengambilkan.

Mata Nala sekilas terpejam.

Duh, bisa gak sih aku berhenti mempermalukan diri sendiri?

Melihat wajah Nala yang memerah membuat Mark menahan tawa. 

Dia ingin mengacak-acak rambut gadis itu sebenarnya, yang mana dia tahu saat ini tengah menahan malu tapi berusaha keras untuk tetap sok tenang. 

Wajah kucel dan rambut acak-acakan aja masih gemesin. Heran, gak capek apa cantik terus?

" Kamu mau diambilin buah gak?" Mark kembali bertanya. 

Kali ini tidak menjahilinya lagi. 

Dia benar-benar menawarkan gadis itu. 

Bahkan kalaupun Nala minta dikupaskan sekalian, akan dia lakukan dengan senang hati.

Nala menolak tawaran baik itu dengan menggeleng pelan tanpa memandang Mark.

Bukan karena dia tersinggung Mark tadi mengusilinya, melainkan perutnya memang sudah sangat penuh. Dia bisa muntah kalau harus makan lagi.

Sejujurnya tadi dia bahkan memaksa menghabiskan makanan dengan porsi besar yang Mark belikan karena takut makanannya menangis - seperti ucapan ibunya sewaktu dirinya masih kecil dulu ketika dia menyisakan makanan.

Jangan tertawakan Nala. 

Dia memang sepolos itu.

Mark segera menghentikan gadis itu saat melihat Nala hendak mencuci peralatan makan yang telah dia gunakan.

" Gak usah dicuci. Taruh aja disana. Besok pagi ada kok orang yang bakalan beresin semuanya."ucapnya.

" Gak apa-apa kok Mark. Biar aku cuci aja ya. Cuman piring dan gelas aja ini." Nala menolak.

Ck, keras kepala. Untung sayang.

Mark hendak kembali protes tapi saat mendengar gadis itu kembali memanggil namanya dengan lembut membuat jantung Mark berdetak kencang.

Apa sih gue baru dipanggil nama doang udah salting!

Mark memperhatikan tangan Nala yang telaten dalam mencuci peralatan makan itu. 

Dia agak terkesiap sejujurnya, karena awalnya dia pikir Nala sama seperti gadis-gadis zaman sekarang yang tidak tahu bagaimana caranya mengurus rumah. 

Tapi ternyata dia salah.

Gadis ini selain cantik sebenarnya juga tampak sangat sederhana dan mandiri. 

Itulah salah satu alasan kenapa dia sangat tertarik dengan gadis ini.

Awalnya saat Eri mengenalkan Nala sebagai teman barunya, Mark merasa biasa saja. Memang benar kalau gadis ini cantik. Dia tidak akan mengingkarinya.

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang