Chp. 13

581 45 30
                                    

Warning!

Konten cerita ini amatlah gak jelas, jadi dimohon pembaca sekalian menyiapkan jantung kalian semua.

Terimakasih!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Top orang pertama yang bangun dari acara tiarap mereka setelah ledakan granat yang cukup memporak-porandakan halaman rumah Jae Il.

"Jiyongie, kau tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa hyung."

Keduanya pun segera bangkit, masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan di dalamnya.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Top yang melihat dalam rumah Jae Il separuh sudah berantakan.

"Aku tidak apa-apa," jawab Jae Il yang dibantu berdiri oleh Top. "Jiyongie, kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa. Seungri mana? Seungri-ah ... seung ...," panggil Jiyong karena dari tadi dia tidak melihat seungri.

"Aku di sini hyung." Akhirnya yang dipanggil menjawab, dia baru bangun dari pingsannya sementara, memegangi ujung keningnya yang berdarah. Jiyong segera menghampirinya.

"Gwaenchanhayo?" tanya Jiyong sambil melihat kondisi tubuh Seungri lainnya.

"Ne, gwaenchana, hyung."

"Keningmu berdarah, baby!" Jiyong melihat luka Seungri yang tidak terlalu parah.

"Aku tidak apa-apa, hyung. Lihat lukamu yang berdarah lagi."

Benar yang dikatakan Seungri, luka Jiyong kembali berdarah saat Jiyong tiarap menghindari ledakan.

"Sebaiknya kita pergi dari sini, sebelum mereka menyerang lagi," perintah Minho.

"Yang dikatakan Minho benar, sebaiknya kita pergi dari sini." Karena Jiyong sudah melihat beberapa orang dengan senjata masuk untuk mencari mereka.

"Ayo appa, kita pergi dari sini!" Minho memapah appanya.

"Andwae...kita tidak bisa meninggalkan mereka!" Seungri yang ingin menghampiri mereka di cegah oleh mino.

Jiyong yang dipapah Seungri, Top berjalan di belakang mereka semua. Mereka melarikan diri melalui pintu rahasia yang memang sengaja dibuat Minho dan appanya agar bisa digunakan pada saat keadaan darurat. Minho dan Jae Il menyimpan sebuah mobil SUV di tempat rahasianya agar saat darurat bisa digunakan dan nyatanya mobil itu berfungsi dengan baik.
.
.
.

"Cari mereka!" perintah Seungyoon pada anak buahnya yang menerobos masuk namun sayang mereka terlambat.

"Mereka sudah kabur bos, tidak ada seorang pun di dalam," jawab salah seorang anak buahnya.

"Bos, mereka terlacak menuju arah Busan." Salah satu anak buah Seungyoon menunjukkan GPS pelacak. Titik tersebut bergerak ke arah Busan.

"Bagus, kejar mereka!"

"Bagus, kejar mereka!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang