part 4

790 19 0
                                    

(Di rumah Chandra)

"Malam sayang, ini Papa bawakan makanan," sapa Chandra sambil memegang bungkusan dan mencium kening Vivian.

"Papa pulang malam lagi? Selalu begitu," balas Vivian murung.

"Tadi Papa sedikit sibuk sayang, terus Papa antar Tante serketaris," jelas Chandra sambil mencubit pelan pipi anaknya.

"Oh, jadi Papa antar Tante Azkia, kenapa gak di bawa ke sini Pa? Biar bisa makan bareng," balas Vivian yang mulai semangat.

"Loh, ngapain dia ke sini, kerjaan dia kan gak sampai malam sayang, Dia kan juga mau istirahat,"

"Pa, Tante Azkia itu pintar masak, masakan Tante Azkia mirip banget sama masakan almarhumah Mama,"

"Ah, Masa sih? Masakan Mama kamu itu tiada dua nya," balas Chandra gak yakin.

"Beneran Pa, makanya Papa coba deh, Aku senang ada Tante Azkia,"

****

"Masa iya si cahaya lemot itu masakannya mirip Almarhumah istriku? Tapi memang kopi buatan dia mirip juga sih, sama enaknya dengan kopi buatan almarhumah istriku," ujar Chandra dalam hatinya heran.

"Pa, kok malah bengong sih?" tegur Vivian.

"Ya sudah, ayo kita makan! Nanti kapan kapan Papa suruh Tante cahaya ke rumah,"

"Kok Tante cahaya?"

"Eh, maaf! Maksudnya Tante Azkia,"

Vivian pun tersenyum lagi karena senang, lalu mereka pun makan malam dengan makanan yang sudah di beli Chandra.

(Di kosan)

"Deh, nasib...nasib...makan telur lagi, tadi siang makan enak di rumah gedong, sampai di kosan malah makan telor," ujar Ku yang sedang makan sendiri.

Ketika sedang menikmati makanan, hp ku berbunyi ternyata dari orang tua Ku.

"Hallo, Pak, Bu?"

"Nak, kamu lagi ngapain? Apa sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya Bapak Ku.

"Sudah Pak, tapi Boss nya sedikit gila,"

"Gila gimana Nak? Masa iya orang gila bisa jadi Boss?" tanya Bapak Ku lagi.

"Aduh Pak, susah jelasinnya, Bapak sama Ibu sudah makan?"

"Sudah, kami sudah Makan, ini Ibu kamu mau bicara,"

"Nak, kamu sudah dapat pacar di sana?" tanya Ibu ku semangat.

"Aduh Bu, Kia mau mikirin karir dulu, gak minat pacaran," jawab Ku

"Kebetulan kalau begitu, bagaimana Ibu jodohkan Kamu sama Anaknya Pak Kades,"

"Ih, Bapak sama Ibu kan udah janji gak bakalan jodohi Kia kalau sudah dapat pekerjaan, lagian Kia gak suka sama si Anto anaknya Pak kades itu, kalau masih di jodohkan Kia gak bakalan pulang ke kampung," ujar Ku kesal.

"Ya sudah Nak, jangan dengarkan Ibu Mu ya, Bapak selalu mendukung keputusan Kamu, ingat jaga diri di sana," balas Bapak Ku.

"Iya Pak, Kia selalu jaga diri di sini,"

"Ya sudah, Bapak tutup telponnya ya,"

Telponnya pun di tutup, Aku pun juga melanjutkan makan malam Ku.

🌞🌞🌞

(Keesokan harinya di kantor)

"Selamat Pagi Pak," sapa Ku kepada Pak Chandra yang baru datang.

My Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang