13 - Ditembak

42 8 0
                                    

Tazia : kak lagi gabut ga?

Rizan : hmm lumayan, kenapa?

Tazia : sini main ke rumah. Cuma ada kak rean ko

Rizan : otw

Tazia tersenyum. Ya, hari ini adalah hari Sabtu. Hari libur sekolah. Kebetulan kedua orangtuanya sedang tidak ada di rumah sejak kemarin, jadi ia bebas mau mengajak siapa saja ke rumah. Lagi pula, ada Rean yang mengawasi.

Tazia sedaritadi duduk di sofa seorang diri. Ditemani beberapa toples berisi cemilan, ponsel di genggaman, dan televisi yang menyala. Sedangkan Rean berada di dalam kamarnya yang entah sedang apa.

Tingnong!

Suara bel rumah berbunyi. Tazia beranjak dan segera membukakan pintu. Sepertinya Rizan sudah datang.

"Masuk, Kak."

Rizan masih tak bergeming. Ia sibuk menatap ke dalam rumah. Kosong. Sepi.

"Rean mana?"

"Ada di atas,"

Rizan menatap Tazia. Tazia seolah paham dengan pikiran Rizan. Ia terkekeh.

"Duduk dulu, gue mau suruh Kak Rean ke bawah." Rizan tersenyum manis sambil mengacak rambut Tazia.

Rizan berjalan ke arah sofa dan duduk di sana. Ia melihat ponsel Tazia yang tergeletak di atas sofa dengan keadaan menyala, seperti ada notif masuk. Tapi ia abaikan karena tidak sopan jika dilihat.

Sedangkan Tazia berjalan menuju kamar Rean. Berniat menyuruh kakaknya itu untuk turun ke bawah dan menemui Rizan.

"Duh, apa sih, Ta?? Gue ngantuk ih mau bobo,"

"Ayo, Kakkk, gak enak kalo cuma berduaan. Nanti disangka ngapa-ngapain lagi,"

Tazia menarik-narik tangan Rean. Yang ditarik matanya justru terpejam tak mau membelalak.

"Atuh yang ada gue malah jadi nyamuk, Ta." Rean mengerucutkan bibir.

Tazia mencium sudut bibir Rean dengan secepat kilat. "Sayang banget deh sama Kak Rean,"

Akhirnya Rean membuka mata dan melotot ke arah Tazia. "Jangan gitu lo ke Rijan, awas aja!"

"Mulai deh ah posesifnya keluar."

Tazia berhasil menarik Rean keluar kamar. Sementara keberadaan Rizan. Ponsel Tazia berdenting terus-menerus. Karena merasa penasaran tingkat dewa, Rizan memberanikan diri untuk melihat layar ponsel Tazia.

Namun, belum sempat dilihat, terdengar suara Tazia membuat Rizan mengurungkan niatnya.

"Sorry ya Kak lama, Kak Rean emang suka susah banget kalo dibangunin." Rizan menatap ke arah dua orang kakak beradik itu sedang berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan hati-hati.

Rizan tersenyum. "Santai aja,"

Bukannya bersalaman atau sekadar menyapa temannya, Rean justru melanjutkan tidur di sofa. Tak mengindahkan keberadaan Rizan.

"Oh iya, sampe lupa. Mau minum apa, Kak?"

"Ikut dong, mau liat dapur rumah lo."

"Ck, alibi. Bilang aja mau modus lo,"

Keduanya menengok ke arah Rean yang sedang telungkup.

"Lo pura-pura tidur?" Tanya Rizan.

Rean bangun sambil memeluk bantal sofa. "Bikinin apa aja, Ta. Gue gak mau Adek gue dimodusin temen gue sendiri."

"Kak... Please deh gak usah kayak Papa." Rengek Tazia.

"Becanda, elah. Udah sono lo berdua, mau bucin-bucin sekalian di dapur sana." Rean kembali merebahkan tubuhnya.

Rizan merangkul Tazia sambil berjalan ke arah dapur.

"Hape lo rame banget, Dek. Dari gue dateng sampe tadi masih aja notifnya bejibun."

"Iya? Belum cek hape lagi sih tadi, entar deh."

Mereka berdua membuat minuman. Setelahnya kembali ke sofa. Terlihat Rean yang sudah menyemili makanan yang ada di toples sambil nonton televisi.

"Jangan diabisin Kak makanannya, inget-inget ada tamu di sini." Sindir Tazia.

"Gue gak dibuatin?" Tanya Rean tidak santai.

"Bikin ae sendiri," jawab Rizan santai lalu duduk di sebelah Tazia.

Rean berdecih lalu bangkit sambil melempar bantal ke sofa.

"Jangan dempet-dempetan lo berdua!"

"Siap, bosku!" Ucap Rizan.

Ting!

"Tuh 'kan, hape lo bunyi terus, Dek. Cek dulu deh, siapa tau penting."

Tazia membuka ponselnya. Benar saja, ada banyak notifikasi di sana. Dari Line, dari WhatsApp, bahkan dari Instagram. Dari grup kelas, grup alumni SMP, grup alumni SD. Dan... Dari sang alumni.

Tazia membelalakkan matanya. Ia terlalu terkejut ketika membaca DM dari Aree.

"Kenapa, Dek?"

"H-hm? E-enggak, kok."

Tanpa berniat membalasnya, Tazia meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Dan mematikan data seluler. Agar tak mengganggu.

areemldi : kamu mau ga jadi pacar aku?

Tazia di sini bersama Rizan. Dan Aree di sana entah bersama siapa sedang menunggu balasan dari Tazia.

•••

Nahkan Aree nembak Tazia. Kira kira dibales apa ya sama Tazia?

Vote comment💚

RIZZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang