Tazia dan Vita sedang berada di dalam perpustakaan. Biasa, anak bahasa mainannya pasti yang berbau buku. Selain itu juga, di perpustakaan ini adalah tempat yang sinyal Wi-Finya bagus. Lancar seperti di jalan tol.
Tazia mengambil satu buku novel bergenre fiksi remaja. Lalu, ia duduk di kursi yang di depannya ada meja panjang seperti untuk tempat berdiskusi. Begitu juga dengan Vita yang duduk di sebelah kirinya.
Bisa terhitung hanya beberapa menit membaca buku dan sisanya? Bermain ponsel. Tentu saja duduk di tempat yang tersembunyi agar tak ketahuan dengan si penjaga perpus yang terkenal galak. Mengapa penjaga perpus selalu galak? Heran.
Tazia mengeluarkan ponselnya lalu disembunyikan di balik buku novelnya yang ia pegang saat ini. Ia mulai membuka aplikasi Instagramnya itu dan melihat snapgram dari akun yang ia follow.
Hingga saat ia melihat snapgram alumni-nya. Siapa lagi kalau bukan Aree? Tazia melihat bahwa Aree sedang berada di kantin kejujuran sekolahnya. Tazia terlonjak sedikit terkejut, segera ia me-reply snapgram kakak kelas yang berbeda dua tahun di atasnya itu.
tazialista : iiii ada kak areee
areemldi : iiiiii lupa ngabarin :(
Membacanya saja sudah berhasil membuat Tazia tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang jatuh cinta.
tazialista : parahhh emang
areemldi : kenapa ga ke kjj :(
Kjj adalah singkatan dari kantin kejujuran.
tazialista : ih tadi ke kjj tapi gada ahh
areemldi : dari tadi juga di kjj:(
areemldi : demi apa wkwk
areemldi : ada ge tadi anak ips2Ya, tipe cowok seperti Aree ini sudah pasti anak jurusan IPS. Karena, ya, seperti itulah. Nanti pasti tau.
tazialista : tapi kak areenya gada :(
areemldi : nanti ke sekolah lagi
tazialista : kapan?
areemldi : soalnya ijazah belom keluar
areemldi : nanti, tenang ke sana
tazialista : ok ditunggu wkwk
Ya ampun, percakapan macam apa ini. Tazia benar-benar seperti orang yang sedang jatuh cinta. Dan Aree-lah penyebabnya. Vita yang menyadari tingkah Tazia pun lantas menoleh.
"Lo kenapa sih, Ji?"
"Ha? Gak... Enggak kok, gak pa-pa." Tazia menjawabnya sambil senyum-senyum tidak jelas justru membuat Vita semakin penasaran.
"Ya elah, Ji... Ji. Abis main hape tiba-tiba lo senyum-senyum gaje gitu, udah kayak lagi fallin' love aja lo anjir. Kenapa sih? Ngobrol-ngobrollah.. sama gue,"
"Kepo lo kayak dora!"
Tazia menutup aplikasi Instagramnya itu lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantung rok abunya yang saat ini ia pakai.
"Yah si anying,"
Tazia berusaha fokus membaca novel yang saat ini ia pegang, namun tak bisa.
"Kayaknya gak bisa deh gue, Pit kalo gak cerita ke elo."
"Nah 'kan, apa gue bilang. Cepet cerita!"
Tazia kembali mengeluarkan ponselnya. Ia membuka DM yang tadi dengan Aree, lalu ia berikan ponselnya itu kepada Vita.
Vita tersenyum senang dan dengan senang hati meraih ponsel Tazia. Setelahnya, ia fokus membaca DM-an Tazia dengan Aree.
Selesai membacanya, Vita tertawa kencang. Sampai ia menepuk-nepuk meja yang ada di depannya ini.
"Sut, anjir! Ini di perpus, Pita." Peringat Tazia.
Vita terkekeh. Lalu memberikan ponsel itu kepada Tazia. "Ya abisnya, gemes banget gue sama kalian berdua."
"Gemes kenapa sih?"
"Udah ih, jadian aja gue bilang juga."
"Y-ya gimana dia-lah! Masa gue yang nembak!?"
Vita kembali tertawa.
Suara bel berbunyi. Tanda bahwa istirahat sudah selesai. Mereka meletakkan kembali novel yang dipinjam ke rak buku dengan rapi. Lalu, kembali ke dalam kelas dan memulai pelajaran.
•••
Vote comment💚
KAMU SEDANG MEMBACA
RIZZIA
Ficção AdolescenteBerawal dari saling DM di Instagram. Tazia jadi memiliki perasaan. Namun, ia pikir, untuk apa mengejar dia yang entah sudah ke mana? Lebih baik dengan yang sudah ada di depan mata. Rizan, kakak kelas Tazia yang menurutnya memiliki wajah yang mirip d...