Jangan lupa vote comment cerita ini sebagai bentuk apresiasi dan menghargai karyaku😊
•••
Minggu pagi, di dalam rumah. Setelah sarapan tadi Wira dan Ella pergi ke luar entah mau ke mana. Katanya sih ada urusan penting, mungkin soal pekerjaan. Dan pagi-pagi seperti ini, sekitar pukul delapan pagi terdengar suara ketukan pintu.
"Bukain, Ta." Suruh Rean yang duduk di sofa sambil bermain game di ponselnya.
Tazia bangkit dan berdecak. Pasalnya ia sedang berkaraoke seorang diri, ngajak Rean tapi kakaknya itu tidak mau. Rean lebih memilih bermain game dibanding berkaraoke bersama adiknya.
"Siapa sih pagi-pagi gini udah bertamu aja," celetuk Tazia sambil berjalan menuju pintu rumah.
Saat Tazia membuka pintu, terlihat wajah Aree yang cerah berseri. "Selamat pagi, Tazia!" Sambut Aree dengan bersemangat.
Tazia terkejut. Ia menutup mulutnya menggunakan tangannya sendiri. "Kak Aree ngapain ke sini!?"
"Lho emang gak boleh?"
"Siapa sih, Ta?" Tanya Rean penasaran. Ia menghampiri Tazia dan Aree. "Kok gak disuruh mas...uk." Namun saat Rean melihat keberadaan Aree. "Emh, ini. Usir ajalah, Ta. Kita lagi gak terima tamu sepagi ini, mager." Rean kembali ke tempat duduknya.
Aree tahu Rean hanya bercanda. "Kampret lo, Yan! Calon adik apir ini, hey!"
Tazia sedaritadi kikuk. Ia merasa canggung. Pasalnya, ia masih menggunakan baju tidur dan pastinya... belum mandi.
"Eu, Kak. Ada apa dateng pagi-pagi gini?" Tanya Tazia pada Aree.
Dan Aree masih belum dipersilahkan untuk masuk. "Taz, gak ada niatan buat nyuruh gue masuk gitu? Pegel nih kaki gue," ringis Aree sambil mengangkat-angkat kakinya bergantian.
Tazia terkekeh. "Oh iya, sampe lupa! Masuk, Kak. Duduk tuh sama Kak Rean."
Aree masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa bersama Rean. "Kenapa gak bilang dulu sih, Kak? Gue 'kan belum mandi, mana masih pake baju kayak gini lagi." Tazia cemberut.
"Aish, gak pa-pa kali, Taz. Lucu, gue jadi tau gimana muka lo di pagi hari kayak gini."
"Kalo kata yang di IG awreceh, lucu abiezzz ya, Ree?" Tambah Rean sambil tertawa.
"Hahaha, iya bener tuh kata Kakak Rean juga."
"Ya udah, gue mau mandi dulu ya. Lo di sini aja ngobrol sama Kak Rean. Kak, bikinin minum buat Kak Aree ya!"
"Tapi nanti lo masak ya, Ta!"
"Kapan sih gue gak masak?"
"Sekarang 'kan udah ada Ibu jadi lo jarang masak lagi. Gue kangen masakan adek gue tersayang soalnya." Rean terkikik.
Tazia menggelengkan kepala sambil tersenyum dan menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya.
Aree menatap ke arah Rean. "Tazia jago masak, Yan?"
"Chef Renata aja kalah, bro."
"Wah, berarti diubah, Yan. Jadi, 'harta, tahta, Chef Tazia'. Asoyyy!" Kata Aree.
Rean tertawa kecil. "Pagi amat lo ke sini, Ree?"
"Mau main aja sih, gabut di rumah juga."
Rean mengangguk-angguk. Ia masih melanjutkan permainannya yang sempat tertunda tadi. Sedangkan Aree menatap layar televisi yang menampilkan beberapa lagu sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIZZIA
Teen FictionBerawal dari saling DM di Instagram. Tazia jadi memiliki perasaan. Namun, ia pikir, untuk apa mengejar dia yang entah sudah ke mana? Lebih baik dengan yang sudah ada di depan mata. Rizan, kakak kelas Tazia yang menurutnya memiliki wajah yang mirip d...