Pelayan

147 10 0
                                    

Happy Reading!

Shara POV

Hari ini dan dua hari ke depan bakalan menjadi hari – hari penderitaan Ku. Sekarang saja untuk pertama kalinya Aku harus menjadi seorang babu dari musuhku sendiri.

Demi apa ini, Aku harus menerima rasa malu karena semua orang memperhatikan Ku dengan kakak kelas belagu itu. Ada yang mengataiku bucin lah karena mau membawa tas cowoknya. Ada jugas fans-fans dari tuh cowok yang menyumpah sepah ku karena telah berani mengambil calon pacar mereka.

Hello, kalian pikir aku sama dia pacaran. Jijik deh! jangankan pacaran temenan sama dia aja aku amit-amit.

Banyak sekali rumor-rumor yang sudah tersebar di segala penjuru sekolah, padahal baru beberapa menit yang lalu. Tapi semua orang sudah ada yang menanya-nanyaiku. Seberapa famous-nya sih kakak kelas itu sampai-sampai aku harus menerima teror yang berketerusan di instagram Ku yang baru beberapa menit tadi terus saja berbunyi.

Aku merogoh tasku untuk mengambil ponselku yang terus saja berbunyi. Terlihat dari bar notification semua akun fake mem-follow Ku ada juga mengomentari fotoku segala macam. Mereka benar-benar seperti tidak ada kerjaan saja.

Dasar pelakor!

Eh kembalian pacar gue.... Dasar tukang tikung lo

Cewek jalang berani-beraninya ya lo ngerebut pangeran gue

Dasar lo cantik kagak main ngerebut cowok tertampan di sekolah

Halu lo Woy!

Seperti itulah seseorang mengomentari foto-fotoku.

"Huhh...." Aku menghela napas pasrah mempedulikan semuanya membuatku menjadi gila.

"Lupakan mereka. Mereka terlalu peduli sama lo sampai-sampai ngurusin hidup lo. Hidup mereka sendiri aja belum bener isi acara ngururusin hidup orang. Lo terlalu sibuk buat ngurusin hidup orang Ra. Lupakan lupakan lupak-"

"Araaaaaaaaa!" teriak Dilla yang baru saja datang. Sejujurnya baru kali ini aku datang lebih awal dari pada Dilla ya gitu, alasannya karena cowok belagu itu yang menjemputku terlalu pagi.

"Ra lo-lo se-serius-" ujar Dilla yang masih ngos-ngosan.

"Tarik napas dulu Dil hati-hati," ucapku menginterupsi Dilla supaya tenang terlebih dahulu.

"Oke-oke." Dilla mulai menarik napas lalu mengeluarkan sampai keadaan napasnya mulai teratur.

"Ara lo ke sekolah sama Kak Shinki?"

Aku menganggukkan kepalaku dengan santai. Namun, berbeda dengan reaksi Dilla yang sangat terkejut.

"Serius lo Ra? Aduh pantesan aja dari tadi pas gue jalan di koridor sekolah banyak anak perempuan yang ngomongin lo." Ucap Dilla penuh khawatir.

Aku menghela napas. "Ya mau gimana lagi demi nilai matematika gue. Ya gue harus terima semua ini."

"Lo kenapa gak nolak aja sih sama Pak Bono. Kenapa gak orang lain aja suruh buat ngajarin lo kenapa harus dia."

Aku menggelengkan kepalaku. Aku sudah menerima semuanya toh sekarang aku juga sudah menjadi babu dari cowok itu.

Brakk!

"Auuu sakit sakit sakit!" teriak Bara yang tidak sengaja tangannya membentur sudut meja. Pasti sakit.

Dilla buru-buru menghampiri Bara. "Lo gak apa-apa Bar?" tanya Dilla khawatir, dia memperhatikan tangan Bara dengan serius.

SHARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang