Gelisah

142 8 1
                                    

Horeeee!!!! Double Up!

Ok! biasa aja.

Happy Reading beby!

Shara POV

Membuka mata dengan perlahan, menggeliat seperti kucing hal yang menenangkan yang aku sukai ketika baru bangun tidur dan hari ini tidak ada yang memarahi ku karena aku bangun siang. Ya, sekarang adalah tanggal merah jadi aku bebas mau bangun jam berapa.

Aku menyibak selimut yang menutupi tubuhku lalu meraba di sekitaran kaki untuk mencari ponselku. Kebiasaan yang susah untuk dihilangkan ialah baru bangun secara otomatis aku akan mengambil ponsel terlebih dahulu.

"Dimana ponsel gue ya?" ucapku dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Tok... tok... tok!

Aku menoleh ke arah pintu tanpa berniat untuk membukanya.

"Ra ikut jogging sama Papa yuk." Ajak papa masih dari balik pintu.

Mulutku menguap terus menerus dengan mata yang aku paksakan untuk terbuka. "Hemm males Pa, Ara masih ngantuk. Papa sama Abang aja," aku menolah ajakan Papa.

"Gak bisa gitu dong Ara. Kuy-lah, nanti Papa ajak shopping deh." Tawar Papa masih setia membujukku.

"Tunggu lima belas menit. Ara siap-siap dulu!" Putus ku karena tawaran Papa yang sangat menggiurkan bagiku. Sudah lama aku tidak pergi nge-mall.

"Buruan Papa tunggu di bawah."

Aku mengangguk sebagai respons, yah walaupun Papa tidak melihat.

Sekarang niatku mencari ponsel aku urungkan karena aku harus siap-siap untuk pergi jogging dengan Papa.

Aku berjalanan menghampiri lemari besar yang ada di sudut kamarku setelah aku membasuh wajahku. Kalau mandi nanti saja. Hemat air. Pikirku.

Ku kenakan kaos putih dengan celana legging ketat dan sepatu snickers . Tak lupa kuncir kuda pada rambutku.

"Perfect." gumamku sambil menatap pantulan diriku di cermin.

"Hemm... Kok gue jadi kepikiran cowok itu ya. Padahal Cuma tiga hari." Sekelebat pikiran tentang cowok menyebalkan itu.

"Ish Ara!" bentakku pada pantulan diriku.

"Ara udah siap apa belum?" teriak Papa dari ruang tamu.

"Iya-iya sekarang Ara turun." Jawabku dengan suara yang tak kalah kerasnya.

"Lupakan."

"Lupakan."

"Lupakan."

"Lupakan."

Kata itu yang selalu aku gumamkan pada diri sendiri supaya tidak lagi memikirkan Shinki.

"Yuk berangkat." Ujarku pada kedua laki-laki yang tengah duduk di sofa ruang tamu sambil bermain game.

"Bentar-bentar." Pinta Bagas, cowok itu menatap fokus ke arah layar ponselnya tak ada bedanya dengan Papa.

Aku merenggut sebal. "Tadi suruh cepet-cepet sekarang pada main game. Mau kalian apaan sih!" hardikku, entah kenapa suasana hatiku menjadi buruk.

Kedua orang yang tengah menatap layar ponsel tadi sekarang mengalihkan pandangannya padaku. Mereka segera mematikan ponsel mereka lalu buru-buru menghampiriku.

"Ciah gitu aja ngambek." Bagas menoel-noel pipiku. Aku mengalihkan wajahku masih kesal dengan Bagas.

"Hehehe gue minta maaf, yaudah yuk jogging." Sesal Bagas. Cowok itu menarik lenganku tanpa protes aku mengikuti langkah kaki cowok yang ada di depanku ini.

SHARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang