Jadian

157 9 1
                                    

"Mengungkapkan cinta tidak harus dengan kata-kata romantis, pertengkaran kecil pun dapat menguatkan suatu hubungan."

-Shinki Alfaro-

Author POV

Pagi hari ini, Shara bangun pagi-pagi sekali.Hhal yang sangat jarang terlihat di rumah itu, kedua orang tua Shara saling menatap bingung dengan keadaan anaknya.

"Ma, hari ini Mama siapin kotak makan Ara ya. Ara mau bawa bekal aja," ucap Shara dengan santainya melahap nasi goreng yang ada di hadapannya sementara kedua orang tuanya masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kamu sakit?" tanya Papa dengan memegang dahi Shara dengan telapak tangannya.

Dengan antengnya Shara menggelengkan kepalanya. "Enggak kok Pa. Ara sehat-sehat aja," ucap Shara dengan nada kalem tidak mencak-mencak seperti biasa.

Laki-laki paruh baya itu menatap istrinya sambil menggelengkan kepala. Untuk memastikan sekali lagi sang Mama mendekati anaknya, Ia menyentuh dahi anaknya dan membandingkannya dengan dahi dirinya sendiri. "Enggak panas," ujar sang Mama. Shara menoleh ke arah Mamanya. "Ara nggak sakit kok Ma, jadi kalian nggak usah khawatir."

"Oiya Ma, kotak bekal aku udah?" tanya Shara yang sudah selesai sarapan.

"Bentar-bentar Mama ambilin dulu."

Wanita itu menyiapkan bekal untuk Shara dengan pikiran yang memikirkan hal-hal aneh mengenai anaknya.

"Makasih Ma." Shara mencium pipi Mama dan Papanya yang rutin dia lakukan setiap hari. "Ara berangkat dulu ya," pamit Shara.

"Enggak Papa antar?" tanya Papa.

"Enggak usah Pa. Ara udah di jemput," jawab Shara sambil melambaikan tangannya.

"Di jemput?" gumam sang Papa lalu dia menatap sang Istri.

Tanpa sepengetahuan sang anak. Ayah Shara dan Istrinya mengintip dari jendela. Terlihat Shara tengah menghampiri seorang cowok yang baru saja sampai.

"Tumben?" ujar cowok itu lalu memakaikan helm kepada Shara.

Shara nyengir bak kuda. "Nggak papa dong, demi pacar gue, gue rela bangun pagi-pagi!" seru Shara lupa jika dirinya belum mengatakan jika dia menerima cowok yang ada di hadapannya ini sebagai pacarnya. "So-sorry. Maksud gue nggak kaya gitu." Shara mengibas-ngibaskan tangannya di wajahnya. Sungguh dia merasa sangat malu sekarang.

Shinki tertawa melihat tingkah Shara yang menggemaskan baginya. "Beneran juga nggak apa-apa, gue malah seneng," ucap Shinki kemudian mengacak-acak surai hitam Shara.

"Jadi lo nerima gue?" tanya Shinki, menatap lekat netra hitam milik Shara. Cewek itu mengalihkan pandangannya.

Dengan malu-malu dia menganggukkan kepalanya. Membuat senyuman Shinki mengembang dengan sempurna, baru kali ini Shara melihat senyum yang begitu manis di wajah cowok itu.

"Yaudah yuk berangkat," ucap Shara yang sudah naik ke jok belakang motor. Shinki menjalankan motornya menuju sekolah.

Berbeda halnya dengan kedua orang tua Shara yang berdebat saat melihat anak muda yang baru saja jadian. "Ma, Papa jadi masa muda kita dulu ya?" ucap sang Papa merangkul bahu Istrinya.

"Nggak usah inget-inget masa muda, dulu Papa kan playboy!" sentak sang Istri lalu berbalik dan kembali ke dapur.

"Itu kan sebelum Papa ketemu Mama. Sekarang kan Papa udah punya bidadari cantik." Laki-laki yang kini sudah berumur empat puluh tahun ke atas itu menarik sang Istri, memeluk pinggangnya dengan posesif.

SHARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang