Holla!
Cie yang nungguin aku update 😊Sebelumnya aku mau nanya, seberapa susah sih tinggal mencer bintang buat vote?????
Hemm, sakit hati deh. Aku udah buat cerita ini dan ... enggak ada yang vote.
Next 5 vote aku update cepat :)
Happy reading!
Shara POV
Aku melempar tas yang aku bawa tadi ke atas meja, keadaan kelas berubah saat penampilanku juga berubah. Banyak cowok-cowok sekarang yang datang ke kelasku untuk menghampiriku, ada juga yang mulai menaruh cokelat, surat, dll. Di kolong mejaku.
“Ra, lo mau ke mana?”
“Ngadem bentar,” jawabku singkat.
Aku keluar kelas melangkahkan kakiku menuju kantin, tak apalah jika pagi-pagi sudah nongkrong di kantin.
“Buk, es tehnya satu!” teriakku kepada salah satu stand penjual minuman.
Aku mendudukkan pantatku di kursi panjang yang ada di pojokan, menenggelamkan wajahku di antara tanganku yang ada di atas meja.
“Gue ngantuk banget, sumpah. Tadi malem gara-gara Rio gue jadi nggak bisa tidur.”
Mengingat setelah pulang dari mall Rio mengajaknya menonton film horor di rumah, padahal sudah ditolak. Tapi, dengan kukuh Rio tetap pada pendirian ditambah ada Papa yang mendukung cowok itu, dengan terpaksa aku ikut menontonnya alhasil aku tidak bisa tidur karena takut.
Mendengar langkah kaki yang mendekat aku mengangkat kepalaku lalu menoleh ke arah samping. Di sana terlihat Shinki dengan name tag yang mengalungi lehernya, sudah jelas cowok itu sedang piket osis.
“Gue bakalan kena masalah deh,” batinku karena ekspresi cowok itu yang sangat menyeramkan.
Aku pura-pura tidak melihat cowok itu, dengan jantung yang terus berdegup kencang, aku terus saja menahan diri supaya tidak menoleh ke arah cowok itu.
DAMM!
Pandanganku melotot melihat pemandangan yang ada di sampingku, terlihat Shinki duduk tidak jauh dariku, cowok itu sama sekali tidak menghiraukanku berbanding terbalik dengan pemikiranku barusan yang menyangka Shinki akan memarahiku karena pagi-pagi sudah nongkrong.
“Pagi Shinki!” teriak Fanya dari ambang pintu kantin, cowok itu berjalan ke arah Shinki lalu bergelayut manja di lengan cowok itu. Dengan kasar aku menghentakkan gelas yang ada depanku dengan pandangan mengarah ke depan. Yang membuatku kesal, Shinki tidak memprotes perlakuan Fanya kepadanya.
Karena diselimuti rasa kesal, aku keluar kantin, rasa panas memenuhi dadaku. Pandanganku mengarah ke arah lapangan basket, di sana terlihat Dilla yang tengah menemani Bara bermain basket.
Getaran di saku rokku membuat langkah kakiku terhenti.
“Hallo?” ucapku saat sudah tersambung.
“ …. ”
“Ngapain? Gue nggak mau bolos.”
“ …. ”
“Oke-oke gue ke sana sekarang!”
Aku segera beranjak menuju belakang sekolah, disana sudah ada seseorang yang menungguku.
***
“Astaga, kenapa lo bisa ada di sana?” Aku terkejut saat melihat Rio duduk di atas tembok pembatas sekolah.
“Lo liatnya gue ngapain?”
Aku memutar bola mataku kesal. “Lo ngapain ke sini?”
“Mau nemuin lo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SHARA (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW AKUN @ayuwidyawatii DULU BARU BACA, TERIMA KASIH :) _________ Labil, cerewet, tukang rusuh, pembuat masalah, adalah karakter salah satu cewek yang hanya ada di SMA Nusa Bangsa, pindahan dari SMA Rajawali karena keinginan orang tuanya supaya d...