33. Menekan gengsi

4.6K 411 85
                                    

Follow instagram
@ayufaziraaa
@ayustories
@guizaabelroquu
@davensunarto

......

Playlist: Andmesh - Kumau Dia

Playlist: Andmesh - Kumau Dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•¤•¤•¤•

Entah ada angin apa kantin mendadak ramai di hari senin ini. Para murid terus berdatangan sekadar membeli minum ataupun memesan makanan. Beberapa diantaranya hanya hilir mudik saja sambil nebar-nebar pesona mengingat kantin adalah pusat perkumpulan cowok-cowok ganteng.

Rata-rata dari kelas satu sampai tiga kumpulnya di sana selain lapangan basket dan futsal. Biasanya, mereka menempati meja bagian tengah yang letaknya lebih strategis dekat penjual makanan.

Kantin di AHS sangat luas. Bisa menampung ratusan orang. Di lantai dua juga ada kantin. Tapi kebanyakan dari mereka lebih memilih di lantai satu sebab ada anak drakkar. Keenam pacar impian setiap kaum hawa yang tampangnya amat sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Seluruh kursi terisi penuh dari ujung ke ujung. Menikmati makanan mereka diiringi canda tawa. Termasuk anak drakkar yang kebagian duduk di pojok kanan, dekat kios martabak mini.

Gathan, Guiza, dan Haryaka, menempati satu bangku panjang. Satunya lagi ditempati Ajisaka, Nayaka, dan Daven. Ketiga-tiganya duduk berhadapan.

"Pandangin terossss sampe mamposss," seru Daven saat dia memergoki Guiza yang secara terang-terangan memandangi Hazel yang duduk tidak jauh dari mereka, "Untung aja mata lo nempel bos, kalo gak udah gelinding dah tuh mata."

Sehabis kejadian semalam, Guiza benar-benar dibuat tidak konsen dalam beraktivitas seperti kelupaan bawa handuk sewaktu mandi. Melamun di ruang makan sampai tidak sadar kalau dia mengambil saus sambal di dalam mangkuk kecil. Juga dalam perjalanan menuju sekolah Guiza nyaris menabrak tiang listrik. Pikirannya berpusat penuh pada Hazel yang menangis. Tentu itu karenanya. Perkataannya terlalu mudah untuk dipercaya. Hazel percaya kalau dia hanya pemberi harapan palsu. Tidak sekalipun menaruh rasa. Kenyataannya, Guiza menyukai Hazel sejak beberapa bulan terakhir. Saat pertama kali dia melihat pantulan wajah cantik itu dari layar ponsel sahabatnya.

Tapi kalau keadaannya sudah runyam begini, Guiza bingung sendiri harus bagaimana. Hazel marah dan membencinya. Menyuruhnya agar tidak menemui cewek itu lagi. Mana mungkin bisa Guiza menurutinya keimginan orang yang dia sayang.

"Ngomong gak pake toak bisa gak, Ven?"

Daven menyengir, "Hehehe gak bisa bos. Udah mendarah daging jadi susah dihilangin."

The Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang