11. Perusuh, penolong, dan penghambat

8.3K 766 632
                                    

Playlist: Billie Eilish - Bad Guy

•¤•¤•¤•

Ayunan payung jati berukuran panjang warna coklat tua yang terletak di taman Ambarita High School itu bergoyang pelan sesuai gerakan kaki seseorang yang terus mendorongnya.

Fasilitas tambahan yang khusus disediakan Sammy--selaku pemilik yayasan guna menciptakan kenyamanan bagi para siswa-siswinya, memanfaatkan waktu istirahat dengan bersantai di sana sambil menikmati pemandangan taman serta hembusan angin dari balik pepohonan.

Seperti yang kini dilakukan Hazel dan Alana selama jam pelajaran usai, duduk diayunan, bercerita tentang pengalaman menarik semasa liburan akhir tahun lalu dengan pelengkap makanan ringan di tangan mereka.

"Gue kan pernah liburan ke Bali sama Abang gue sampai satu mingguan dan lo tau apa kejadian gak mengenakan yang gue alami di pantai?" Hazel berceloteh semangat mengingat peristiwa yang tak akan pernah dia lupakan sepanjang hidupnya.

Lahapan keripik kentang berakhir di mulut Alana yang ditelannya sampai habis, baru merespon perkataan Hazel, "Coba biar gue tebak, pasti lo digangguin bule ganteng ya? Atau lo hanyut di pantai?"

"Ah, bukan itu, atau jangan-jangan lo mencoba pakai bikini terus lo iseng bercermin dikaca, lihat badan lo krempeng jadi lo frustasi sampe mencak-mencak di sana kayak orang gila? Bener gue, kan?" Tebakan Alana benar-benar ngaco. Merasa kesal pada temannya itu, lantas Hazel memukul kepalanya hingga empunya meringis pelan.

Yakali Hazel menggunakan bikini kurang bahan seperti para bule-bule seksi yang ada di pantai Bali sambil berjemur di bawah teriknya matahari. Hazel itu dari budaya timur, budaya yang sangat menghindari hal-hal semacam begitu. Dia saja sewaktu di sana, mengenakan baju lengan pendek dipadukan celana pendek sepaha. Masih dalam batas wajar.

"Ya terus apa dong?" Alana kembali memakan keripiknya, "Makanya ngomong cepetan dikit elah, gue gak sabaran nunggu kelanjutannya."

"Gini ceritanya, gue ditinggal sama Abang gue, karena gue gak tau mau kemana, jadinya gue pergi minum es kelapa sendirian di salah satu gerai di sana, terus gue syok setengah mati pas lihat bule ganteng jalan ke arah gue cuma pake sempak doang, Na!"

"Anjir, gue pengen teriak, tapi banyak orang. Pengen melotot nanti dikiranya nafsuan!" lanjutnya geregetan sendiri membayangkan kejadian itu. Sungguh memalukan. Wajahnya merah padam, tak terkontrol lagi.

Alana menyemburkan air yang baru dia tegak, dia terbatuk-batuk kemudian tertawa sekencang-kencangnya. Perutnya terasa menggelitik mendengar aliran cerita menggelikan itu. Apalagi ekspresi Hazel benar-benar menggemaskan, minta ditabok.

"Sumpah lo, Zel?! Besar, gak?!"

Tuk!

Kecupan botol mendarat indah di kepala Alana. Hazel mendengus sebal, "Ya lo cari tau sendiri lah! Liat aja di youtube kalo lo penasaran banget!"

Alana menyengir lebar, "Entar lo masih suci gue penuh dosa dong. Ogah ah. Secara lo itu polos-polos oon gitu."

"Boleh gue gibahin gak lo?!" Hazel mendelik tidak terima dikatain oon.

"Boleh-Boleh. Ntar gue gibahin balik ya!"

Detik selanjutnya, tawa mereka berderai.

"Eh, eh, ada cewek beasiswa nih," dari arah belakang, Bandi muncul lalu mengambil ancang-ancang, mendorong ayunan. Belum sempat Hazel dan Alana turun, Bandi dengan tidak berperikemanusiaan mulai mengayunnya kuat. Hazel menahan napasnya, begitupun Alana yang sudah berteriak ketakutan.

"WOII BANDI! BERHENTIIN, GAK?! INI KENCENG BANGET, GILA! BANDII!! GAUSA JAHIL!"

"Gue baik loh ini mau nyenengin kalian. Lagi gak kecepatannya?" Bandi semakin tidak berperasaan. Beberapa murid yang melihat kelakuan Bandi, geleng-geleng tanpa berniat menolong. Mereka tidak punya nyali berurusan dengan anak pejabat satu itu.

The Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang