Komen di part sebelumnya pecah bet sama umpatan kalian seneng akutuh wkwkwk
Berkat komen kalian aku jadi semangat, tengkyu😘
•••
Playlist: Lewis Capaldi - Someone You Loved
Guiza Abel Roqu
•¤•¤•¤•
Guiza mati-matian menahan diri untuk tidak menjedotkan kepalanya ke dinding saat melihat bagaimana terlukanya Hazel sebab perkataannya yang terlampau menyakiti. Juga bagaimana cairan bening itu meluruh bersama sesak yang menghimpit rongga dadanya.
Ya, Guiza amat merasa bersalah sesaat setelah membentak Hazel.
Sumpah demi apapun, Guiza kebablasan. Guiza terlalu panik saat ketika dirinya mendapat kabar dari seseorang yang mengatakan jika Hazel bertengkar dengan Alana di depan toilet. Urusannya di ruang ekskul langsung dia tinggalkan begitu saja dan bergegas ke tempat kejadian.
Alana adalah iblis bermuka dua. Guiza tahu itu. Sedangkan Hazel malaikat. Semenyakinkan apa pemandangan gila yang dirinya lihat, Guiza tak akan lagi percaya meski Alana bersungut-sungut mengatakan jika Hazel lah yang lebih dulu menerjangnya. Guiza tidak bodoh dan tidak mudah dikelabui. Akting Alana terlalu mudah terbaca. Gara-gara terbawa alur permainan Alana sampai Guiza tidak sadar sudah berkata kasar pada Hazel. Gadisnya yang lemah lembut itu.
Berulang kali merutuk diri sudah Guiza lakukan sejak tadi. Tangannya mengerat pada stir mobil. Suara tangis lirih di sampingnya seakan-akan Guiza tengah dikuliti hidup-hidup. Perih yang menyakitkan. Fokusnya hilang namun Guiza berusaha tetap tenang. Sangat disyukuri jalanan siang ini cukup lenggang.
"A-aku m-mau pulang, hiks, hiks," Hazel menutup area wajahnya dengan telapak tangan. Kalau saja dia tidak berdiam lama di halte dan sesegeranya menyetop taksi, mungkin saat ini Hazel tidak ada di sini. Di mana Guiza memaksanya untuk ikut padahal jelas-jelas cowok itu sudah membentaknya hanya demi membela Alana. Hati siapa yang tidak sakit ketika cowok sendiri lebih memilih perempuan lain daripada pacarnya. Beda cerita kalau yang tidak punya hati.
"Anterin aku pulang. Aku gak mau sama kamu. Kamu jahat. Kamu udah gak sayang lagi sama aku." Tangis Hazel semakin kencang. Sapu tangan yang selalu dia bawa di dalam saku roknya sudah basah dia gunakan untuk mengusap air matanya.
Tak mengindahkan penolakan gadisnya, Guiza turun memutari mobil dan membuka pintu penumpang di mana Hazel masih menangis sengguggukan. Tanpa aba-aba digendongnya Hazel dengan gaya brydal style. Sempat mendapat tepisan kasar justru membuat Guiza semakin ingin membawanya masuk ke dalam dada bidangnya yang begitu hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cool Boy
Roman pour AdolescentsBermula dari sambungan video call di ponsel temannya, untuk pertama kalinya seorang Guiza Abel Roqu tahu keberadaan gadis berparas cantik yang dia ketahui bernama Hazel Luvena. Entah bagian permainan takdir atau hanya kebetulan semata, sehari setel...