"Mama, Papa, Calya pulang!!! " Salam Calya seraya memasuki rumah-nya. Langkah nya tiba tiba terhenti, bagaimana tidak? Dhafin ada di rumah nya sekarang.
"Eh Calya, sini masuk sayang, ini temen kamu ya? " Tanya Kevin kepada Calya.
"Ish ngapain sih ada disini segala! Keluar gak lo?! Keluar!! " Bentak Calya.
"Eh kamu jangan gitu dong, ada tamu itu di sambut baik baik, kamu gak boleh begitu" Balas Kevin seraya mengelus kepala Calya dengan lembut.
"Tapi Pa-" Dengan cepat Dhafin memotong pembicaraan Calya.
"Calya, ambilin gue minum dong, haus" Ucap Dhafin dengan gaya yang sedang menahan dahaga.
"Ambil aja sendiri, emang gue babu lo apa?! " Balas Calya.
"Calya, ambilin dong, temen kamu haus tuh" Ucap Kevin.
"Ishh iya iya"
Calya segera menuju dapur dengan perasaan kesal.
"Ngapain sih Papa belain Dhafin! Bikin gara gara aja! " Batin Calya.
Calya berjalan seraya membawa secangkir kopi untuk Dhafin.
"Nih kopi nya" Calya menaruh cangkir tepat di meja tamu.
"Eh eh Calya, sini sini" Calya menoleh dengan terpaksa.
"Ish apaan lagi sih! Masih kurang minum nya hah?! "
"Pijitin gue dong, pegel nih badan gue abis digebukin sama warga gara gara lo" Ucap Dhafin seraya menepuk-nepuk pundak nya mengisyaratkan Calya untuk memijitnya.
"EMANG GUE BABU LO HAH?!!! " Teriak Calya.
"Calya, sama tamu kok begitu" Ucap Kevin.
"Ihh nyesel gue ketemu sama lo!" Calya segera duduk dan mulai memijit Dhafin dengan kasar.
"Aduh aduh sakit Cal"
"Bodo! Siapa suruh nyuruh nyuruh gue, rasain lo"
Calya memperkencang pijitan-nya yang membuat Dhafin menjerit kesakitan.
"Aduh Cal sakit! Lo nyiksa gue hah?! "
"Lo yang nyiksa gue! "
"Lo! "
"Lo! "
Perdebatan pun terjadi, membuat Kevin menghampiri Calya dan Dhafin yang sedang berdebat hebat.
"Calya! Kamu apa-apaan sih! Sama tamu kok teriak teriak gitu? " Tanya Kevin kepada Calya.
"Itu Pa, Dhafin yang mulai dulu-" Lagi-lagi pembicaraan Calya terpotong oleh Dhafin.
"Itu om, Calya tadi nyubit nyubit pundak saya om, kan saya kesakitan" Sambung Dhafin seraya tersenyum puas kearah Calya.
Calya menatap Dhafin tidak terima.
"Apaan sih! Lo yang nyuruh nyuruh gue! Emang lo kira gue babu lo?! " Teriak Calya tidak terima.
"Udah udah Calya, benar ucapan Dhafin, kamu gak boleh kasar dong, temen kamu loh itu" Jelas Kevin seraya tersenyum kearah Calya.
"Ah kenapa sih Papa selalu bela Dhafin lagi Dhafin lagi, nyebelin! " Calya segera berlari menuju kamar dan menutup pintu dengan kasar.
"Aduh maaf ya Dhafin atas sifat Calya, Calya emang suka begitu" Jelas Kevin.
"Gak papa kok om, saya boleh ke-kamar Calya gak? Saya mau minta maaf ke dia" Tanya Dhafin.
"Memang saya yang salah, maafin saya ya om" Sambung Dhafin.
"Kamu gak salah kok, silahkan kalo mau ketemu sama Calya"
Dhafin tersenyum kearah Kevin dan segera menuju kamar Calya dengan hati hati.
Tok! Tok! Tok!
Dhafin mengetuk pintu Calya sebanyak 3 kali, namun tidak ada respon dari dalam sana.
Dhafin memberanikan diri untuk memasuki kamar Calya.
"Cal, gue mau minta maaf" Ucap Dhafin.
Dhafin segera menghampiri Calya yang sedang menutupi tubuh nya dengan selimut.
"Pergi gak lo! Pergi!!! " Bentak Calya.
"Tapi lo harus maafin gue dulu baru gue bakal pergi" Balas Dhafin.
"Apaan sih lo! Pergi! "
"Berarti lo maafin gue? "
"Pergi! Ih punya telinga gak sih lo?! "
"Punya, nih-" Dhafin menunjukkan telinga kanan-nya ke arah Calya.
"Ih lama lama gue gantung juga lo disini" Calya mengejar Dhafin yang sedang mengejek nya.
"Heh! Jangan kabur lo!!!! " Teriak Calya seraya mengejar Dhafin.
"Gak kena wleee ayo lah tangkep kalo berani" Ejek Dhafin seraya menjulurkan lidah-nya kearah Calya.
"DHAFIN!!!!! "
🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
CALYA STORY [ON GOING]
Dla nastolatków[UPDATE SECEPATNYA!! ] [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini kisah tentang kehidupan Calya Aneska. Bagi Calya, Dhafin adalah seorang yang sangat special baginya. Dhafin adalah cinta pertama yang singgah di hati seorang Calya. Saat cinta bersemi...