Bag.12

66 45 16
                                    

Calya harus bergegas untuk berangkat ke sekolah seraya di antar oleh Kevin yang sudah sedari tadi stand by di ruang makan. Calya harus melaksanakan kegiatan rutin setiap pagi. Ya, sarapan roti selai dan ditemani oleh segelas susu sapi yang dihiasi gambar sapi di atas-nya. Ruang makan kini terasa hangat dan nyaman, dengan obrolan hangat yang tercipta oleh keluarga kecil-nya membuat percikan kebahagiaan tersendiri.

Tok! Tok! Tok

Suara ketukan pintu itu membuat seluruh orang yang mendengar menoleh ke-arahnya. Lalu dengan cepat,bi Idah membuka pintu dan di sambut hangat oleh seorang lelaki yang seperti-nya ingin menjemput seseorang.

"Calya nya ada bi? "

Calya menoleh ke arah pintu seraya mengernyitkan dahi nya bingung. Suara khas dan tak asing itu membuat Calya menghampiri-nya.

Calya terbelalak kaget ketika melihat Dhafin yang sedang tersenyum ke arah-nya. Lalu dengan cepat,Calya membalas dengan tatapan jutek.

"Heh kelabang item! Lo ngapain disini? " Ucap Calya seraya menatap-nya sinis.

"Mau nyari Calya, Calya nya ada? " Tanya Dhafin seraya tertawa kecil.

"Lo buta? Gak punya mata? "

"Lo budek atau gimana sih Cal, kemaren gue udah nunjukkin mata gue, masa gue harus nunjukkin lagi, yang ada gue yang nanya, lo buta? Mata segede gini masih di bilang gue gak punya mata, cewek cewek kok bego? " Sindir Dhafin dengan nada tak acuh.

"Heh! Ngeselin banget sih lo! Pagi pagi udah buat gue darah tinggi, balik gak lo! " Teriak Calya emosi.

"Lo gak ada hak ya buat usir gue, lagian gue itu tamu lo, seharusnya tamu itu di sambut, bukan di usir kayak kucing yang suka nyolong ikan di meja makan"

"Dan lo gak ada hak buat larang larang gue! Ini rumah gue, ngapain lo ngatur ngatur hah? "

"Ya suka suka gue dong, yang punya mulut siapa? Gue, yang punya hak untuk pergi siapa? Gue, dan apa hubungan nya sama lo? " Tanya Dhafin.

"Arghhh!!! Bisa bisa gue gila kalo ngomong sama orang bego kayak lo! "

"Udah lah, ambil tas lo abis itu ikut gue, bilang sama bokap nyokap lo kalo gue sama lo berangkat sekolah sekarang" Ucap Dhafin seraya menarik pergelangan tangan Calya secara paksa.

"Eh apaan sih, gue tuh pengen berangkat bareng sama bokap gue, bukan sama lo! " Balas Calya yang berusaha menarik tangan-nya kembali. Namun,hasil-nya gagal karena kekuatan Dhafin lebih besar jika dibandingkan dengan kekuatan Calya. Jadi,mau tidak mau Calya harus mengalah dan mengikuti Dhafin dengan tatapan sebal.

"Udah ikut gue aja, gak ada penolakan, inti-nya lo harus ikut gue ke sekolah, titik gak pake spasi, tanda tanya, tanda seru, apalagi koma"

Calya hanya mengikuti arahan Dhafin yang sedari tadi hanya menarik pergelangan tangan-nya secara paksa. Dengan malas dan tidak mau memakan waktu lebih banyak,akhirnya Calya mengalah dengan ego nya sendiri.

"Fin, lo mau bawa gue kemana? " Tanya Calya.

"Ke sekolah lah, masa ke ragunan, ngaco lo! "

Calya menatap sebal ke arah Dhafin, lalu tidak butuh waktu lama ia sudah sampai di depan gerbang yang sebentar lagi akan di-tutup.

"Udah gih lo masuk" Ucap Dhafin seraya meninggalkan Calya sendirian di depan gerbang.

"Eh lo mau kemana? "

"Bolos"

🌵

Dhafin berlari menuju ke arah kantin belakang sekolah yang keadaan-nya cukup terpencil. Ia sudah terbiasa untuk menongkrong disana bersama para senior yang ikut membolos dan juga membeli sebungkus rokok disana. Tempat itu kini sangat berkabut akibat asap rokok yang di keluarkan dari mulut para lelaki yang sedang tertawa ria disana. Tanpa takut ketahuan pak Djarot yang selalu berkeliling di area sekolah.

"Fin, lo tau anak baru di sekolah kita? Yang baru masuk itu loh, aduh gila cantik banget Fin, lo wajib banget deh ketemu sama dia" Ucap Dion seraya menghembus-kan asap yang keluar dari mulut-nya.

"Wah masa? Siapa namanya? Wih kenalin ya bro hahaha" Balas Dhafin seraya tertawa.

"Yah masa lo gak tau sih Fin, seinget gue sih namanya Cal-cel-cle" Ucap Dion seraya mengingat nama gadis yang sedang ia ceritakan.

"Ngomong apa sih lo? Yang jelas dong" Sambung Raka seraya tertawa melihat ekspresi Dion yang sedang berpikir keras.

"Oh iya namanya Calya" Balas Dion.

"Calya? "

🌵

CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang