Bag.14

41 22 31
                                    

"Kamu lagi kamu lagi, saya sudah bosan melihat wajah kamu di sini setiap hari! " Bentak bu Susi menatap tajam ke arah Dhafin yang terlihat sangat santai seperti tidak ada kesalahan yang ia lakukan.

"Makanya bu, ibu jangan liatin muka saya terus, kan saya jadi malu" Goda Dhafin dengan tatapan genit ke arah bu Susi.

Lagi lagi, Dhafin membuat permasalahan menjadi sangat kacau. Bu Susi hanya bisa mengelus dada dengan sabar melihat kelakuan Dhafin yang semakin hari semakin jadi.

"Saya bisa bisa stress ngurusin anak seperti kamu! Bisa gak sih kamu sehari aja gak buat kesalahan hah?!! " Bentak bu Susi yang masih menahan emosi.

"Ibu jangan marah marah terus dong ke saya, ntar cantik nya ilang lhoo" Balas Dhafin seraya tertawa kecil.

"DHAFIN!!!!!!!!! "

🌵

Bell istirahat berbunyi sangat nyaring mempertandakan riuh suara murid akan terjadi. Dan benar saja. Tidak sampai waktu 5 menit, berbondong-bondong murid keluar dengan riuhan suara dan guncangan perut yang sangat hebat membuat kantin menjadi sangat ramai seperti biasanya. Antrian kini menjadi terlupakan karena siapa cepat dia dapat lah yang menentukan. Begitu juga dengan Calya, Finaya, dan Dela yang selalu saja mengalah dengan antrian yang super panjang yang membuat mereka hanya meminum segelas es jeruk di tengah hari yang sangat panas dan gersang.

Ya, cuaca hari ini sangat lah panas, dan hal itu membuat es menjadi prioritas murid yang wajib di beli. Begitu pun dengan Calya yang sudah sedari tadi menahan dahaga serta menahan terik nya matahari siang. Tatapan Calya seketika berpindah tepat ke arah selatan. Terlihat jelas ada sekerumpulan anak lelaki yang sedang mengadakan hormat bendera di lapangan hijau itu. Calya tidak terlalu mempedulikan hal itu. Namun, sekilas ia menyipitkan mata sipit nya ke arah lelaki yang berada di barisan ketiga dari arah selatan. Saat ia lihat perjelas tentu saja hal itu tidak lah asing. Ya, ia melihat Dhafin disana.

Awal-nya Calya tersenyum. Namun, perlahan senyuman-nya memudar karena ia teringat sesuatu. Ya,bagaimanapun juga ia tidak boleh menyukai-nya.

"Cal, lo ingat kalo lo gak boleh suka sama Dhafin!! " Batin Calya.

"Cal, woyy Cal, lo kenapa?? " Calya tersadar dari lamunan-nya.

"Eh maaf Del, eumm tadi-"

"Lo kenapa bengong?? Mikirin apa hayooooo??? " Ejek Dela menatap genit ke arah Calya.

"Ih gue gak bengong kok, tadi itu gue-" Dengan cepat Finaya memotong pembicaraan Calya.

"Wah jangan jangan Calya lagi mikirin cowok nih!! Wah kenalin dong Cal cowok lo" Ejek Finaya seraya tertawa.

"Enak aja! Enggak kok! " Balas Calya seraya mengerucutkan bibirnya.

"Ciee Calyaaaa!!! Jangan jangan lo lagi suka ya sama Edo?? " Ejek Dela lagi.

"Ih amit amit gue! " Balas Calya seraya mengelus dada.

"Oh Calya lagi suka nih sama Edo?? Ah gue aduin ah!! " Teriak Finaya dengan lantang.

"Ih kagak sumpah!!! Gue gak suka Fin!!! " Balas Calya memohon.

Tak mau kalah, Dela menghampiri Edo yang baru saja ingin menyuapkan sesendok mie ayam pun menjadi tertunda karena kedatangan Dela yang secara tiba tiba.

"EDO!!! CALYA SUKA SAMA LO!!!! " Teriak Dela lantang yang membuat seluruh siswa menoleh ke arah suara.

"DELAAAA FINAYAAAAAAAAA!!!"

🌵

Kejadian yang terjadi di kantin beberapa saat lalu membuat Calya mengerucutkan bibir nya sedari tadi. Hal itu membuat Finaya dan Dela mentertawai-nya karena ekspresi yang Calya ciptakan.

"Kalo lo suka sama Edo bilang aja Cal, kasian tuh Edo nungguin kepastian lo" Ejek Finaya tersenyum jail.

"LAMA LAMA GUE GANTUNG LO DI MENARA EIFFEL!!!!!! "

🌵

CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang