Bag.7

115 85 102
                                    

Apa yang lebih bahagia dari pada jamkos di tengah tengah hari yang membuat seluruh siswa girang ketika mendengar seluruh guru mengadakan rapat? Lebih tepat nya kelas yang selalu menjadi bahan perbincangan para guru karena kelas yang selalu berisik hingga terdengar lobby sekolah.

Calya hanya tertawa kecil melihat sekumpulan anak lelaki di pojokkan sana yang terlihat sedang memainkan handphone seraya tertawa dengan asik nya tanpa harus takut di catat oleh sang ketua kelas yang sudah kewalahan melihat miris-nya kelas yang semakin lama semakin tidak ada aturan.

"Edo!!! Balik gak ke bangku lo?! Lo punya bangku kan?! BALIK!!! " Teriak Salsa yang sedang menarik kerah baju milik Edo.

"Ah apaan sih! Suka suka gue dong! " Balas Edo menepis tangan Salsa dengan kasar.

"GUE CATET LO SEMUA!!!! " Teriak Salsa kesal.

"Bodo! Catet aja! Emang gue peduli? Kalo mau gabung sini dong Sal,kita mah solid ya gak? " Ucap Noval seraya tertawa.

Salsa melemparkan sebuah penghapus papan tulis ke pojokkan sana berharap semua akan balik ke tempat duduk-nya masing-masing. Namun, hasilnya sia-sia karena baru saja Edo melemparkan penghapus tepat pada muka Salsa yang membuat Salsa meringis kesakitan.

"Cowok kurang ajar!!! Sakit tau gak sih! " Ringis Salsa yang sudah sedari tadi menahan kesabaran.

Salsa mengejar Edo hingga terjatuh karena ia baru saja tersandung kaki meja di depan sana.

"Mampus lo! Enak kan kena batu nya?! Emang lo kira jadi ketua kelas enak?! Kalo bukan lo semua yang milih gue jadi ketua kelas, gue ogah ogahan ngurus kelas kayak kandang kambing begini! " Ucap Salsa seraya meninggalkan Edo yang sedang meringis kesakitan akibat terjatuh beberapa detik lalu.

Calya yang melihat kejadian itu semua hanya tertawa kecil, pengalaman yang baru sangat mengasyikkan untuk Calya. Ia mendapatkan tempat dimana ia dihargai oleh semua, dan mempunyai kawan yang memiliki jiwa solidaritas.

🌵

Bell istirahat berbunyi dengan sangat nyaring, hal itu membuat seluruh siswa berteriak girang mendengar bell ajaib ini. Khusus nya kepada Calya yang segera mengambil sejumlah uang untuk membeli sedikit makanan karena sudah sedari tadi menahan lapar karena terlambat pagi tadi.

"Cal, ayo ke kantin! " Ajak Dela.

"Ayo! "

Walaupun baru saja Calya memasuki sekolah baru nya, tak jarang Calya memiliki banyak teman. Ia sangat pintar dalam hal bergaul terhadap sesama.

Calya, Dela, dan Finaya segera mengunjungi kantin. Ia memilih untuk duduk di dekat sekelompok anak lelaki yang sedang bermain gitar seolah-olah ini adalah tempat konser.

Brukkk!!!!!

Dhafin datang dan melayangkan pukulan tepat pada wajah anak lelaki yang sedang memegang sebuah gitar merah milik-nya. Hingga ia tersungkur ke tanah dengan luka lebam di wajahnya.

"Pengecut lo jadi orang! " Teriak Dhafin secara tiba tiba.

Anak lelaki itu terbangun dengan memegang rahang yang berdarah akibat ulah Dhafin. Ia menatap Dhafin dengan tatapan tajam, lalu ia memilih untuk angkat bicara.

"Salah apa gue sama lo hah?! " Teriak Risky tak terima.

"Gak usah pura pura bego! Gue tau rencana jahat lo sama keluarga gue! Lo licik ya!! " Dhafin melayangkan pukulan sekali lagi yang membuat mereka saling ber-adu bicara satu sama lain.

"Maksud lo apa hah?! "

"Lo sengaja kan fitnah gue sebagai pembunuh adik kandung lo?!! " Teriak Dhafin.

"Ya emang lo PEMBUNUH!!! Lo udah ngerusak adik kandung gue! Dasar brengsek! " Risky melayangkan pukulan nya ke arah Dhafin yang membuat ia tersungkur ke tanah.

"DHAFIN!!! "

🌵

CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang