Bag.9

95 63 41
                                    

Calya segera menghampiri sepeda milik-nya yang sedang dijaga ketat oleh Dhafin.

"Ngapain lo? Mau berusaha nyuri sepeda gue? " Tanya Calya jutek.

"Enggak, mau nyari pemilik sepeda ini" Balas Dhafin seraya melirik sekitar.

"Lo buta? Gak punya mata? "

"Punya, nih mata gue, seharusnya gue yang nanya, lo buta? Mata segede gini masih nanya gue gak punya mata" Balas Dhafin seraya menaiki sepeda milik Calya.

"Heh!!! Apa apaan sih lo! Ini sepeda gue!! " Calya mencoba menjauhkan sepeda milik-nya dari Dhafin namun hasil nya gagal, karena Dhafin tetap menahan sepeda Calya.

"Ihh nyebelin banget sih jadi cowok! " Bentak Calya.

"Nyebelin atau ngangenin? "

"Ihh ambil noh sepeda gue! Gue pulang jalan kaki aja!! " Calya berlari meninggalkan Dhafin sendirian, lalu Dhafin mencoba mengejarnya menggunakan sepeda milik Calya.

Finaya dan Dela yang sedari tadi hanya melihat kejadian itu hanya merespon tertawa kecil. Namun, seketika raut wajah Finaya berubah drastis.

"Kok Dhafin peduli banget ya sama Calya? "

🌵

Calya tetap menjauh dari Dhafin,walaupun Dhafin tetap mengejarnya.

"Eh Cal tunggu!! "

Calya tidak merespon teriakan Dhafin, ia tetap berlari sejauh mungkin.

Dhafin tak tinggal diam, ia mempercepat laju sepeda nya hingga mendekati Calya kembali. Dhafin berusaha menahan pergelangan tangan Calya.

"Cal dengerin gue dulu" Ucap Dhafin.

Calya menoleh dengan sebal, lalu ia mulai angkat bicara.

"Apaan sih?! Lo rese banget! Kenapa sih lo selalu ganggu gue hah?! Gue gak suka sama lo tau gak! " Teriak Calya dengan lantang.

"Tapi gue suka sama lo Cal" Balas Dhafin seraya mengasihi sepeda milik Calya.

"Terus? Gue harus suka juga sama lo? Heh kelabang item! Denger ya, sampai kapanpun gue gak bakal suka sama lo titik! "

"Gue gak bakal nyerah dapetin cinta lo" Balas Dhafin.

"PULANG GAK LO?! SEKALI LAGI LO NGOMONG MULUT LO GUE GUNTING SAMPE BUNTUNG! " Teriak Calya mengusir Dhafin.

"Mana ada mulut bisa buntung" Balas Dhafin santai.

Calya melepas sepatu miliknya dan melempar ke arah Dhafin, Dhafin berlari sekencang mungkin agar tidak terkena sasaran.

"Eh iya ampun Cal, aduh aduh" Ringis Dhafin seraya berlari menjauhi Calya yang sedang melampiaskan emosi-nya.

"Mampus lo! Masih berani sama gue hah?! " Ancam Calya.

"Iya Cal maaf" Teriak Dhafin dari jauh.

"Ihh rese banget sih tuh cowok! Bikin gue badmood aja dari tadi! " Dumel Calya seraya menaiki sepeda nya dengan kesal.

Tak butuh waktu lama Calya sudah berada di gerbang rumah nya, ia segera memakirkan sepeda miliknya ke dalam garasi.

"Om, Dhafin jago loh main catur"

"Eh masa sih? Ayo main sama om"

"Boleh om"

Calya berdecak sebal mendengar percakapan yang tak asing di telinga-nya. Orang yang sebelum nya membuat Calya darah tinggi dan sekarang berada di rumah-nya untuk kesekian kali-nya.

"Bocah itu lagi?! Ish ngapain sih dia harus kesini? Sial banget hidup gue! " Batin Calya dan memberanikan diri untuk memasuki rumah-nya.

Calya berjalan dengan santai dan menatap Dhafin dengan jutek, lalu ia mencium punggung tangan Kevin.

"Calya pulang pa" Ucap Calya.

"Iya, ini nih temen kamu kesini, katanya dia pengen ketemu sama kamu, kamu temenin Dhafin dulu deh, papa mau keluar sebentar" Ucap Kevin seraya bangkit dari duduknya.

"Tapi pa-" Lagi lagi pembicaraan Calya terpotong oleh Dhafin.

"Cal, sini Cal temenin gue" Ucap Dhafin seraya menepuk-nepuk sofa dan mengisyaratkan Calya untuk duduk.

"Ogah! "

🌵

CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang