Bag.13

51 24 20
                                    

Calya segera berlari menuju kelas-nya hingga tepat pada ia berada di didepan pintu kelas bell masuk pun berbunyi. Calya bernafas lega seraya memasuki kelas-nya yang ramai seperti biasanya. Lalu ia pun di sambut riang oleh kedua sahabatnya yang sepertinya sudah menunggu-nya sedari tadi.

"Lama amat lo Cal, dari mana aja? " Tanya Dela seraya mengambil salah satu pena di dalam tempat pensil miliknya.

"Tadi gue jalan, makanya gue telat" Balas Calya singkat seraya menarik bangku.

"Jalan? Tumben, bareng siapa? " Tanya Finaya dengan penasaran.

"Yaelah, itu loh kelabang item, tau kan? Dhafin" Balas Calya dengan nada malas.

"Hah? Dhafin? Kok bisa? " Teriak mereka serentak karena terkejut mendengar nama "Dhafin" Di dalam obrolan-nya.

"Kan gue udah bilang, kalian gak percaya, yaudah" Balas-nya lagi.

Finaya membisu seribu bahasa, dan perlahan-lahan ia menahan rasa cemburu itu kepada kedua sahabat-nya. Ya, Finaya menyukai-nya. Dan itu menjadi rahasia yang menyakitkan baginya. Bagaimana pun juga ia tidak boleh membenci sahabat-nya. Dan hal itu ia pendam hingga sampai pada waktu yang tepat.

"Lo jahat Cal"

🌵

Dhafin menghisap sebatang rokok dengan santai, lalu tak lama pak Djarot datang dengan membawa sebuah penggaris kayu yang sepertinya sudah siap untuk menghukum anak anak bandel yang selalu saja membolos setiap harinya. Tentu saja murid yang berada di sana terkejut dengan kedatangan-nya. Perasaan cemas menyelimuti mereka, kecuali dengan anak lelaki yang berada di pojok kanan yang sedang menghisap sebatang rokok dengan santai-nya tanpa harus menampakkan wajah takut seperti teman-temannya. Ya, Dhafin.

"Oh ternyata kalian disini? Masih gak kapok juga?? " Sindir pak Djarot menatap tajam ke arah semua murid yang tentu-nya sedang menatap ketakutan.

Semua murid yang mendengar kata horor itu segera menelan ludah masing masing, suasana yang menegangkan terjadi saat itu.

"Anu pak, eumm anu" Ucap Dion dengan gugup.

"Anu anu,kalian semua ikut saya KE-RUANG BK SEKARANG!!!!! "

🌵

"Cal" Panggil Finaya.

"Iya, kenapa Fin? " Tanya Calya seraya mendekat ke arah Finaya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi janji, lo harus jawab dengan jujur" Finaya mengulurkan jari kelingking ke arah Calya dengan ekpresi serius.

"Lo kenapa sih Fin? Serius amat, sumpah muka lo kek kebo kalo lagi serius" Balas Calya tertawa.

"Please deh ini gak bercanda"

"Eum aduh gue jadi deg-deg an" Ucap Calya tertawa kecil.

"CALYA!!! SERIUS IH! " Bentak Finaya yang membuat Calya diam seribu bahasa.

"Hehehe yaudah langsung inti aja, lo mau ngomong apa?? Nanti gue janji,gue bakal ngomong dengan jujur" Balas Calya serius.

"Lo suka sama Dhafin? " Tanya Finaya seraya menatap Calya yang sepertinya sedang terkejut mendengar pertanyaan Finaya barusan.

"Kenapa lo nanya begitu? "

"Lo jawab dulu pertanyaan gue" Balas Finaya.

"Kalo lo gak mau jawab pertanyaan gue, gue gak bakal kasih tau jawaban-nya" Ucap Calya. Perasaan Calya sekarang gugup dan takut,firasat yang ia takuti mungkin akan terjadi sekarang. Dan tentu saja benar, firasat Calya terjadi detik ini juga.

"Gue suka sama Dhafin, dan-" Baru saja Finaya ingin menjelaskan namun Calya segera memotong nya dengan cepat.

"Hah?? Seriously?? " Balas Calya terkejut.

"Iya gue serius, dan juga gue berharap,lo gak suka sama dia" Ucap Finaya jujur.

"Gue gak bakal suka sama dia Fin, lo tenang aja" Balas Calya berbohong.

"Hah? Beneran?? "

"Iya beneran" Ucap Calya tersenyum ke arah Finaya.

"Makasih Calya, lo emang sahabat gue yang paling pengertian!!! " Finaya memeluk Calya dengan erat, Calya tersenyum senang ketika melihat sahabat-nya bahagia. Walaupun, dengan cara ia mengorbankan perasaan-nya sendiri.

"Maafin gue Fin, gue terpaksa bohong, dan ini semua demi menjaga perasaan lo, gue gak pengen persahabatan kita hancur karena masalah percintaan, gue bakal bantuin lo untuk dekat dengan Dhafin, walaupun gue harus mengorbankan perasaan gue sendiri"

🌵

CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang