Bag.10

81 60 26
                                    

Calya menatap Dhafin dengan tajam, lalu dengan cepat Dhafin merespon tatapan Calya.

"Cal, lo marah ya sama gue? " Tanya Dhafin.

Calya diam seribu bahasa, ia tidak merespon apa-apa.

"Woy? Lo budek ya? Atau gak bisa denger? "

Calya menatap Dhafin sebal, lalu ia mulai angkat bicara.

"Lo tuh bisa gak sih gak usah ngehancurin hidup gue hah?! Lo ganggu tau gak! Gue tuh gak suka dideketin sama lo! Kenapa lo gak minggat gitu ke tanah abang, atau ke padang pasir, atau ke bulan aja sekalian, hidup gue bakal tenang dan damai kalo gak ada lo" Dumel Calya panjang lebar membuat Dhafin tertawa mendengarnya.

"Kalo gue pergi juga paling lo bakal kangen kan sama gue? Udah Cal jujur aja" Balas Dhafin dengan santai.

Emosi Calya meningkat, ingin sekali Calya mengusir Dhafin jauh jauh dari rumahnya.

"Nyebelin banget sih lo!! "

"Apa? Ngangenin? Gak salah denger tuh gue? " Goda Dhafin.

"Lo lama lama gue gantung di ujung monas" Bentak Calya.

"Wah wah udah berani nih sama gue" Balas Dhafin seraya tertawa jail.

"Sejak kapan gue takut sama lo hah?! "

"Sejak..." Dhafin menggantungkan pembicaraan nya seraya menatap Calya dengan jail.

"Sejak ini!!! " Dhafin menggelitik Calya, Calya menjerit kegelian karena ulah usil dari Dhafin.

"Eh geli!! Eh berhenti gak?! Eh geli! Dhafin geli!!! " Jerit Calya.

"Rasain lo!! "

Calya menarik rambut Dhafin hingga Dhafin menjerit kesakitan.

"Aduh Cal sakit!!! " Ringis Dhafin.

"Ampun Cal ampun!!! " Sambung Dhafin.

"Enak kan? Mau tambah lagi?? " Goda Calya dengan tertawa.

Baru saja Calya ingin menggelitik Dhafin namun seketika terhenti. Kedua iris mata mereka bertemu, Calya menatap Dhafin dengan tatapan yang berbeda. Jantung nya kini berdegup sangat kencang, entah mengapa hal itu terjadi saat ini.

Calya menjauhkan tatapan-nya kearah lain, mereka saling menjauhkan tatapan dengan perasaan yang sama. Dalam waktu satu detik, Dhafin membuat Calya merasakan jatuh cinta untuk pertama kali.

"Perasaan gue kok jadi aneh gini? "

🌵

Calya merebahkan tubuhnya di atas kasur milik-nya. Entah mengapa ia selalu terbayang-bayang kejadian yang terjadi beberapa jam lalu. Ia mulai merasakan hal aneh yang terjadi padanya. Perasaan cemas dan senang bersatu menjadi padu. Apakah ini yang disebut dengan jatuh cinta?

"Calya" Panggilan khas itu terdengar dan membuat Calya bangkit dari tempat tidur. Ia menghampiri Kirana dan Kevin yang sedang mempersiapkan makan malam.

"Iya ma" Balas Calya seraya duduk dan menyajikan makanan yang tepat berada di depan-nya.

Obrolan sederhana yang di ciptakan sendirinya pun mulai di nikmati, dari mulai obrolan perasaan pertama masuk sekolah, hingga Dhafin yang menjadi topik hangat pembicaraan keluarga tersebut.

"Ma, please deh jangan sebut nama Dhafin terus" Rengek Calya.

"Emang kenapa sayang? Lagian, Dhafin itu orang nya baik, papa seneng kamu deket sama dia" Balas Kevin dengan tertawa jahil ke arah putri nya.

"Ah papa, nyebelin" Ucap Calya seraya mengerucutkan bibirnya.

Kevin mencubit pipi manis milik Calya dengan gemas, lalu Calya membalas dengan tertawa senang.

"Kamu itu kok bisa deket sama Dhafin? Emang kamu sekelas? " Tanya Kevin dengan penasaran.

"Enggak kok pa, gak tau tuh dia tiba tiba sok akrab sama Calya, padahal Calya gak kenal siapa dia sebelumnya" Balas Calya.

"Dhafin itu kayaknya seneng banget kalo deket sama kamu, kata papa sih dia itu suka sama kamu" Ucap Kevin seraya menatap Calya yang terlihat sangat gugup.

Deg!

🌵


CALYA STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang