Calya merubuhkan badan-nya tepat pada kasur berwarna biru terang miliknya dengan perasaan yang tak tentu arah. Lalu, pandangan nya beralih pada sekotak polaroid yang di pamerkan tepat pada meja rias miliknya. Calya hanya tersenyum seraya menatap kotak yang dihiasi pernak-pernik kecil yang menjadi hiasan agar lebih terlihat bermakna.
"Cal, gue punya hadiah buat lo" Ucap Dhafin seraya mencari sesuatu di dalam tas miliknya.
"Emang lo mau ngasih apa?" Tanya Calya penasaran.
"Nih! Gimana? Lo suka kan?" Calya menerima sebuah kotak berisi polaroid disertai sebatang lolipop .
"Ini buat gue?" Tanya Calya tidak yakin.
"Iya, lo gak suka ya?" Tanya Dhafin dengan kecewa.
"Gue suka banget!" Teriak Calya seraya memeluk Dhafin dengan senang.
"Intinya lo harus jaga barang ini baik baik ya Cal" Balas Dhafin penuh harap.
Calya segera mengangguk tanda mengerti.
Calya tersadar dari lamunan nya. Tanpa disadari, air mata nya jatuh tepat pada sasaran pipi nya. Entah mengapa, Calya merasa bersalah pada semua ini. Ia telah berbohong kepada dirinya sendiri. Sampai kapan Calya harus bertahan dengan ini semua? Calya sangat mencintainya, namun sangat mustahil untuk jujur tentang perasaan nya.
"Gue harus move on sekarang juga!"
🌵
Dhafin hanya terdiam membisu sejak kejadian beberapa hari lalu yang menyebabkan ia terdiam seribu bahasa. Ia sudah mencintai orang yang salah, dan sudah terlanjur jatuh cinta kepada Calya. Dhafin hanya berjalan dengan tatapan kosong ke arah jalan yang cukup ramai, ia berjalan tak tentu arah dan seperti tidak ada tujuan. Bagai seorang pecundang yang sedang patah hati terhadap seseorang. Tanpa ia sadari, ia menabrak sosok wanita yang tepat berada di depannya yang sedang terjatuh dan sedang mencari sesuatu.
"Eh sorry sorry" Ucap Dhafin seraya merapihkan tumpukan buku.
"Dha-Fin" Finaya menatap gugup ke arah Dhafin. Hatinya berdegup sangat kencang dan perlahan pipi nya memerah. Segera Finaya berdiri dan merapihkan barang bawaan yang sebelumnya terjatuh di atas aspal.
"Maafin gue Fin, gue gak sengaja" Balas Dhafin seraya memeriksa Finaya untuk memastikan bahwa ia baik baik saja.
"Ada yang luka gak? Itu tangan lo luka, gue obatin ya?" Sambung Dhafin seraya membersihkan luka dengan tissue basah.
"Aw, pelan pelan" Ringis Finaya.
"Iya gue pelan pelan kok, oh iya btw lo mau kemana?" Tanya Dhafin yang masih fokus membersihkan luka.
"Gue mau pulang" Balas Finaya yang masih menahan rasa gugup.
"Mau gue anterin?" Ajak Dhafin menatap Finaya.
"Kenapa gue jadi deg deg an gini?!!" Batin Finaya.
"Ayo gue anterin pulang, anggap aja ini sebagai ucapan permintaan maaf karena gue udah nabrak lo" Ucap Dhafin.
Finaya hanya terdiam dan mengangguk seraya mengikuti arah Dhafin. Ia merasa,ini sebuah mimpi yang nyata. Bertemu dengan orang yang ia kagumi dan hari ini adalah hari dimana Finaya merasa gugup yang luar biasa. Hatinya berdegup sangat kencang yang membuat ia hanya menatap jalan dengan tatapan kosong.
"Fin, lo gak pulang?" Finaya segera tersadar dari lamunannya dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Eh sorry, makasih udah nganter" Ucap Finaya seraya melambaikan tangan ke arah Dhafin.
"Mimpi apa gue semalem?!!!" Batin Finaya yang masih menahan detak jantung nya yang masih tak bisa ia kontrol sekarang.
"Gimana caranya agar Dhafin bisa deket sama gue?"
🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
CALYA STORY [ON GOING]
Teen Fiction[UPDATE SECEPATNYA!! ] [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini kisah tentang kehidupan Calya Aneska. Bagi Calya, Dhafin adalah seorang yang sangat special baginya. Dhafin adalah cinta pertama yang singgah di hati seorang Calya. Saat cinta bersemi...