Calya berjalan menyusuri sekolah yang sudah sepi karena bell pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Dengan malas, Calya harus berjalan dengan perasaan bosan karena hanya ia yang berada di sana. Tak lama, langkah kaki terdengar sangat jelas dari arah belakang, Calya segera menoleh ke arah suara dan berharap Dhafin lah yang menghampiri-nya. Tentu saja benar, senyuman Calya melebar dengan jelas ke arah Dhafin.
"Lo nungguin gue? " Tanya Dhafin tertawa kecil.
"Lo buta atau gimana sih?! Udah deh ayo pulang! Kelamaan lo! Gue bosen tau gak sih! Lagian ngapain coba pake acara pulang bareng segala hah?!" Celoteh Calya menatap sebal ke arah Dhafin.
"Husttt... " Dhafin menempelkan jari lentik miliknya tepat pada bibir manis Calya yang membuat ia terdiam seribu bahasa. Calya menatap gugup lalu dengan cepat ia menepis tangan Dhafin dengan kasar.
"Bawel amat jadi cewek! " Ucap Dhafin tertawa.
"Bodo! " Balas Calya.
"Cal, eumm gue pengen ngomong sama lo, tapi-"
"Lo mau ngomong apa? " Tanya Calya dengan cepat.
"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat " Ucap Dhafin seraya menatap Calya.
"Tapi kan-" Tak butuh waktu lama Dhafin memotong pembicaraan yang ingin Calya lontarkan.
"Udah tenang aja, gue udah izin ke bokap nyokap lo" Balas Dhafin dengan santai.
Calya hanya terdiam seraya melihat sekeliling yang cukup ramai. Tak terasa langkah mereka terhenti tepat pada jembatan kota. Ekspresi Calya berubah dan menatap Dhafin penuh heran.
"Ngapain Dhafin bawa gue kesini? " Batin Calya seraya mengernyitkan dahi nya bingung.
"Lo ngapain bawa gue kesini? " Tanya Calya dengan perasaan tidak enak.
"Lo balik badan dulu" Perintah Dhafin dan diikuti anggukkan Calya tanda mengerti. Dengan sigap, Calya membalikkan posisi badan ke arah berlawanan seraya menutup mata.
"Lo gak nyulik gue kan? " Lagi lagi Dhafin hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol yang Calya lontarkan.
"Ya kagak lah" Balas Dhafin tertawa.
Dhafin mengambil sesuatu di sebuah tas miliknya, lalu ia memasangkan sebuah kalung berbentuk hati kepada Calya dan tentu hal itu membuat Calya tersentak kaget.
Calya membalikkan posisi tubuhnya ke arah Dhafin seraya menatap bingung dengan semua ini.
"Maksud lo apa? " Tanya Calya dengan gemetar.
"Gue suka sama lo"
Calya hanya terdiam, perasaan sesak didada mulai dirasakan detik ini. Ya, bagaimanapun juga ia tidak boleh menyukainya.
"Eumm gue-" Calya menggantungkan perkataan-nya.
"Cal, gue tau ini terlalu cepat, namun gue juga gak bisa harus nahan perasaan gue Cal" Ucap Dhafin penuh harap.
"Maafin gue Fin, kali ini gue harus bohong sama lo" Batin Calya seraya menahan benih air mata.
Calya segera melepaskan kalung pemberian dari Dhafin dan mengembalikan pada sang pemilik.
"Maafin gue Fin" Ucap Calya tersenyum.
"Gue gak suka sama lo" Sambung Calya.
Harapan Dhafin seketika jatuh, ia tidak menyangka dengan hal ini.
"Cal, lo jangan bercanda deh, lo pasti bercanda kan?? " Tanya Dhafin tidak yakin.
"Gue serius, dan satu lagi, gue pengen lo ngejauh dari gue" Balas Calya dengan tegas.
Dhafin hanya menatap Calya dengan perasaan kecewa.
"LO MALU KAN KALO HARUS DEKET SAMA ANAK MISKIN KAYAK GUE?? YA KAN CAL?! " Dhafin meneteskan kristal dari kelopak matanya dengan perasaan hancur.
"Enggak Fin enggak, bukan begitu" Sambung Calya.
"Terus apa Cal? "
Calya hanya terdiam seribu bahasa, tubuhnya gemetar dan ia mulai merasakan pusing yang sangat hebat.
"Lo kenapa Cal?? " Tanya Dhafin dengan panik.
"Enggak gue gak papa" Balas Calya yang masih mencoba untuk terlihat baik baik saja.
"Maafin gue Fin,gue harus berbohong untuk kesekian kalinya"
🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
CALYA STORY [ON GOING]
Teen Fiction[UPDATE SECEPATNYA!! ] [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini kisah tentang kehidupan Calya Aneska. Bagi Calya, Dhafin adalah seorang yang sangat special baginya. Dhafin adalah cinta pertama yang singgah di hati seorang Calya. Saat cinta bersemi...