Chapter 18 - Interogasi (lagi)

36 8 4
                                    

Mobil william dan mobil polisi yang membawa Kim sudah terparkir secara vertikal di kantor kepolisian pusat, Seoul. Sementara itu, sudah banyak sekali wartawan yang berlagak seperti singa sedang mendapat daging segar untuk makan siang. Mereka sudah menunggu lama di sana, ada beberapa dari mereka yang langsung berdiri dan meninggalkan ramen mereka ketika melihat mobil kepolisian datang. Dave turun dan membuka pintu penumpang di sebelah nya. Para polisi segera berlarian dari dalam kantor membuat barisan untuk melindungi mereka. Setelah pintu mobil terbuka, Kim turun dengan wajah tertunduk dan tangan terikat.

"apa kau pembunuh Pak In Jeong?"

"kenapa engkau membunuh Park In Jeong?"

"apa karena dendam pribadi atau karena apa?"

Pertanyaan terus dilemparkan oleh para wartawan kepada Kim, sedangkan yang bersangkutan hanya menunduk dan melanjutkan langkahnya, masuk ke kantor kepolisian. William menyusul setelah Detektif Park turun dari mobilnya. Mereka berjalan bersamaan menuju ruang interogasi. Detektif Park memulai intergoasi sedangkan William mengamati dari ruangan sebelah.

Pertama-tama, seperti kebanyakan interogasi pada umumnya, Detektif Park menanyakan hal hal dasar seperti nama, alibi, dan lain lain. Kim tidak menjawab ketika di tanya mengenai alasan ia membunuh Park In Jeong. Ia hanya menunduk di kursinya dengan tangan terborgol.

"Kim Ji Yeon-ssi. Jika kau tidak bekerja sama dalam penyelidikan ini, kau akan mendapatkan hukuman maksimal di penjara. Setidaknya jika kau mengakui perbuatanmu sekarang hukuman mu akan diringankan," bahkan setelah diberi 'iming-imingan' pun Kim tetap bungkam.

Detektif Park keluar setelah 30 menit berhadapan dengan kim yang membisu di ruang interogasi. William menepuk pundak Detektif Park dan berkata bahwa akan ada saatnya semua kejahatan itu terungkap.

William, Detektif Park, dan Dave beristirahat sejenak dengan makan di restoran di dekat kantor. Mereka mendiskusikan bagaimana cara membuat Kim buka suara dan mau mengaku akan kejahatan yang telah dilakukannya.

Ketika sedang menyendok Sundubujjigae (makanan khas Korea yang terbuat dari tahu sutera) Dave mengagetkannya dengan sebuah pertanyaan, "Dimana Detektif Katherine, biasanya kau selalu menempel padanya,"

William tersedak mendengar pertanyaan Dave. Bagaimana bisa ia lupa akan pacarnya sendiri, "ohh iya..ya.. tadi aku bersama Katherine ya, dimana dia?"

"jangan tanya aku, pacarnya kan bukan aku," jelas Dave dan melanjutkan makannya.

William segera merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya. Ia membuka papan panggilan dan memencet tombol 2, setelah nada beberapa kali terdengar suara Katherine di ujung sana.

"kau ada dimana? Maaf aku terlalu banyak pikiran sampai melupakanmu, kau masih ada di tkp? Aku akan menjemputmu sekarang."

"tidak tidak perlu, aku sedang ada urusan sekarang aku akan ke kantor setelah urusanku selesai. Bagaimana Kim, apa ia sudah mengakui semuanya?"

"ia sama sekali tidak mengatakan apapun."

Di ujung panggilan, Katherine menangguk, "akan kutelepon kau nanti. Bye."

Belum sempat William menjawab, panggilan sudah diputuskan sepihak. Katherine memasukkan kembali ponselnya kedalam saku di celananya dan melihat ke sebuah tulisan di bangunan megah bergaya katholik itu.

Amore Filiorum


************ Hai it's me Felice bukan Adele.... 

buat kalian yang udah setia nungguin kisahnya Katherine Yeongsanim, thankyou ya. mau ngingetin aja, jangan lupa vote dan follow aku, biar bisa update terus kasus Katherine berikutnya. Aku juga menerima segala kritik dan saran, so yang mau ngritik, mau kasih saran, dipersilakan. :)

The Hidden Truth of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang