Chapter 25 - Akhir Cerita

60 7 1
                                    

"kau berkata kau memasukkan jaket dan topi ke dalam plastik putih bukan?" tanyaku kepada Kim Ji Yeon yang baru saja menceritakan semua nya.

"ya"

"saat aku dan William berada di Yangjaecheon. Kami hanya menemukan plastik hitam, tidak ada plastik putih. Dimana kau menyembunyikan plastik putihnya?"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku keluar dari ruang interogasi di sambut William, "bagaimana?" tanyanya. Aku menangguk dan berkata, " kita akan benar benar berlibur setelah ini."

"aku akan meminta surat penangkapan dan segera memberikan kasus ini kepada kejaksaan." William dengan penuh rasa senang memelukku erat. "ahh... kau tau, kau harus bersyukur memiliki pacar yang bangga terhadapmu."

"aku tahu itu. Everytime I count my blessings, I count you. (Ketika aku menghitung berkat ku, aku menghitung kamu.)" bisikku kepada William. "ayo masih ada satu lagi yang harus kita lakukan.

Aku dan William segera melaju menuju rumah Kim Ji Yeon. Kami masuk ke dalam ruangan rahasianya dan membuka lemari kaca dimana terdapat baju dan sepatu kembar. Memang benar kata Kim Ji Yeon bahwa di bawah baju dan sepatu itu ada sebuah tempat penyimpanan. William mebuka tempat penyimpanan itu dan benar saja bahwa memang ada plastik putih yang berisi jaket berlumuran darah dan topi milik Kim Yeon Ji. Aku dan William berjalan keluar dari rumah itu. Ketika sampai di depan gerbang, aku melihat Park In Jeong tersenyum ke arah ku, dan tiba tiba saja hp ku berbunyi.

Terimakasih.

Tolong sampaikan terimakasih ku dan maaf ku kepada Ji Yeon. Aku bersyukur bisa memilikinya sebagai kekasihku, bahkan jika aku dilahirkan kembali, aku akan tetap memilih untuk bertemu dengannya dan jatuh cinta padanya.

Begitulah pesan terakhir dari Pak Park sebelum ia benar benar menghilang. Ternyata Pak Park tetap mencintai Kim Ji Yeon, meski Ji Yeon memiliki rahasia bahwa ia telah menyembunyikan kembarannya bersamanya.

"kath ayo, kita harus membawa barang bukti ini ke NFS," panggil William.

Aku mengangguk dan berlari menuju ke arah nya, "aku mencintaimu," kata ku tiba-tiba. William nampak terkejut dengan perilaku ku, "kau habis melihat hantu lagi ya, apa hantu itu merasuki mu?"

"kenapa memangnya?"

"jarang sekali kau mengatakan seperti itu."

"ya sudah kalau begitu."

William tertawa, "iya iyaa... aku juga mencintaimu."

The Hidden Truth of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang