Chapter 19 - Tertekan

29 7 1
                                    

Aku sudah berdiri di depan sebuah pintu kayu berukiran malaikat setinggi kira kira 5m itu. Melihat- lihat sekitar dan berjalan menuju belakang gereja. Ada seorang biarawati paruh baya yang menyambutku dengan senyum lebar disana.

"ada yang bisa saya bantu?" katanya

Aku juga menundukkan kepalaku dan menjawab pertanyaannya, "saya dari kepolisian. Saya ingin bertanya mengenai salah seorang anak dari panti asuhan ini."

Biarawati itu mempersilakan ku mengikutinya masuk menuju kantor kepala panti asuhan. Dalam perjalananku menuju kantor kepala, aku melihat banyak sekali anak anak bermain di sana dan menyapaku dengan ramah.

"ramah sekali anak anak disini," kataku kepada biarawan tersebut.

"kami mengajarkan kepada anak anak untuk ramah kepada setiap pengunjung yang datang. Maka dari itu panti asuhan ini dinamakan Amore filiorum yang berarti cinta dari anak anak."

Aku mengangguk-angguk mengerti, "lalu apa arti AMDG. Saya melihat banyak tulisan seperti itu di tembok pintu masuk panti asuhan."

"AMDG berarti Ad maiorem dei gloriam, dari bahasa latin yang berarti Semua untuk kemuliaan Tuhan yang lebih tinggi. Itu adalah salah satu slogan dari yayasan kami."

Benar saja dugaanku bahwa Kim Ji Yeon di besarkan di panti asuhan ini. Ketika aku membuka brankas Kim ada sebuah foto yang menunjukan senyum lebar seorang anak perempuan yang ku yakini adalah Kim dan salah satu orang perempuan yang di muka sebelah kanannya ada bekas luka bakar. Anak perempuan itu memakai kaus berwarna biru dengan tulisan AMDG sama seperti baju yang dipakai oleh Kim saat masih kecil.

Kepala panti asuhan menaruh secangkir teh di depan ku dan kembali duduk di kursinya. Ia sempat menjelaskan bahwa ia sudah cukup lama menjadi kepala panti asuhan disini dan sudah bergelar menjadi seorang Pater (hampir sama seperti romo dalam agama Katholik). Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih kepada nya. Aku menunjukan selembar foto yang kuambil dari brankas Kim sebelumnya.

"apa anda mengenal 2 perempuan ini?" tanyaku.

Pater diam sejenak, mimincingkan matanya, sedang berusaha mengenali kedua anak tersebut, "ohh ya, aku ingat kedua anak ini. Kim Ji Yeon dan Kim Yeon Ji. Wahh.. sudah lama sekali, pasti mereka sudah besar sekarang."

"Kim Yeon Ji?"

"ya, mereka adalah saudara kembar. Kim Ji Yeon sangat ceria sekali orangnya sedangkan Kim Yeon Ji sangat pendiam semenjak kecelakaan itu terjadi."

"kecelakaan?"

"ya, dahulu Kim Yeon Ji dekat dengan seorang anak laki laki, siapa ya namanya, saya sudah lupa. Sudah terlalu lama sekali." Pater meniup teh nya lalu meminumnya sedikit, "namanya Park In..." katanya ragu ragu.

"Jeong"

"ya benar Park In Jeong, aku baru ingat. Mereka ber-tiga dulu dekat sekali."

"lalu kecelakaan apa yang anda maksudkan?"

"saat malam tahun baru, kami merayakannya bersama sama, saat itu Park In Jeong menyalakan kembang api dan tidak sengaja kembang api tersebut mengenai wajah Kim Yeon Ji."

Aku terkejut mendengar penjelasan Pater. Aku mulai memikirkan segala kemungkinan yang ada.

"semenjak saat itu, Kim Yeon Ji menjadi anak yang pendiam, ia selalu merasa bahwa Park In Jeong lah yang menyebabkan mukanya menjadi seperti itu. Lalu 1 tahun setelahnya Park In Jeong dan adiknya di adopsi oleh keluarga berada dan kudengar bahwa adiknya mendapat beasiswa di Canada."

"lalu bagaimana dengan kedua bersaudara itu?"

"Kim Ji Yeon diadopsi oleh pemilik hotel ternama yang tidak mempunyai anak."

"lalu Kim Yeon Ji?"

"keluarga itu tidak mengadopsi Kim Yeon Ji karena mukanya yang seperti itu. Mereka berpikir bahwa itu akan merusak reputasi mereka"

"lalu dimana Kim Yeon Ji sekarang?"

"Kim Yeon Ji menghilang. Ia merasa tertekan hingga akhirnya kabur dari panti asuhan ini. Aku tidak tahu dimana ia sekarang."

The Hidden Truth of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang