Chapter 1- Dimulai Sekarang

84 7 2
                                    

Chapter 1

Dimulai Sekarang

Kami memasuki mobil yang terparkir di halaman 'Felice Kitchen', aku memasang sabuk dan William mulai menghidupkan mobilnya dan melaju meninggalkan halaman parkir.

Mobil menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai kala itu, 'kemana orang-orang, apa mereka sibuk? Atau mereka sedang self quarantine di rumah?' pikirku melayang ke semua kemungkinan yang ada.

"Bagaimana jika kita berkeliling kota terlebih dahulu?" tanya William saat mobil kami sedang menyusuri mewahnya gedung dan rumah rumah di daerah Gangnam. Aku langsung mengiyakan tawarannya tersebut, siapa yang tidak mau menghabiskan waku seharian penuh dengan orang yang kita cintai apalagi jika orang itu setampan William.

"ada cafe di Sinsa dong, desert nya enak sekali, bagaimana kalau kita kesana?" tawarku.

William melihat kearahku, kedua alisnya tertaut, "kau pergi kesana dengan siapa?" tanyanya, berlagak seperti pacar yang posesif. Tepat sebelum aku menjawabnya, William tertawa, " tidak tidak, aku tidak perlu tahu kau pergi dengan siapa, aku percaya padamu." Pandangannya lurus ke arah jalan, bagaimana aku tidak bersyukur mendapat pacar sebaik dan setampan William Lee ini. Bagaimana denganmu? Apa kau akan sama bersyukurnya jika kau ada di posisiku?

Alunan lagu Falling like a star milik James Arthur menemaniku dan William berduet di dalam mobil. Suara beratnya terdengar semakin indah saat ia menyanyikan bait 2. Aku mengambil bedak dari dalam tas ku ketika lagu telah selesai. Mulai kupoleskan bedak dari ubun ubun lalu turun ke pipi hingga ke seluruh wajah. Aku terkejut ketika aku melihat cermin di bedak ku, dengan sigap kulihat ke jok belakang dan nihil, tidak ada seorang pun disana.

"kenapa?" tanya William kepadaku.

"biasa... kekuatan supranaturalku harus bekerja kembali," jawabku sambil terkekeh perlahan

"dasar mutant.." ejek William sambil tertawa.

Aku masih termenung memikirkan sosok lelaki berwajah hampir pucat pasi ysng kulihat tadi. Bahkan aku perlu panggilan ekstra ketika mobil ternyata sudah sampai di depan cafe yang ingin kita tuju. Aku melangkahkan kaki ku bersama William dan menepati meja bawah dengan pemandangan jendela luar.

Dering hp terdengar sesaat setelah kami memesan makanan, aku mulai membuka hp ku dan tidak ada notifikasi apapun terlihat. Kusuruh William mengecek ponselnya, mungkin saja dering hp berasal dari ponsel miliknya tetapi William juga tidak mendapat notifikasi apapun.

'bip...' notifikasi terdengar kembali. Kurogoh tas ku dan kutemukan hp lama yang kupakai 2 tahun yang lalu. Kubuka pesan yang baru saja masuk, ada fotoku merogoh tas dan William yang ada di depanku. 'tidak.. aku bahkan belum menyelesaikan liburanku.' pikirku dalam hati sambil menghela nafas. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling untuk mencari siapa yang baru saja mengirimiku pesan. Kulihat seorang laki laki di lantai atas sedang menatapku. Kesalahanku memang melihatnya dari bawah ke atas, hingga akhirnya aku melihat kepalanya setara dengan pahanya.

Aku menutup mataku berusaha mengalihkan fokusku kepada William. "kau kenapa? Apa yang kau lihat?" tanyanya.

"sesuatu yang tak bisa kau lihat, kurasa kita tidak akan bisa menikmati liburan kita."

'bip..' notifikasi terdengar kembali, kubuka pesan yang baru saja masuk.

Tolong aku

Aku menatap William dan lelaki itu tepat berada di belakangnya, ia mengangkat kepalanya dan memasangnya ke tempat semula. Mataku berair, meski aku sudah terbiasa melihat hantu tetapi tetap saja aku ketakutan. Dia adalah laki-laki berwajah pucat pasi yang kulihat dibalik mobil tadi. Dan aku tahu, misiku akan dimulai sekarang. 

The Hidden Truth of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang