Chapter 8

284 43 1
                                    

Ark: Rumah Berhantu
Bagian Final part 2 End

Di pelataran rumah yang cukup luas, dimana dua helikopter masih mengobarkan api, wajah semua orang terlihat tegang. Dengan kedatangan dua Gadis Kelabang Sengit, cerita Legenda Belanda pun menyeruak di hati semua orang di tempat itu.

Dan ketegangan itu pun semakin bertambah.

Dari arah pesisir pantai sana, terdengar suara riuh baku tembak dan jerit kematian. Semua mata langsung memandang ke arah sana dengan sejuta tanda tanya. Ada apa gerangan? Namun Ega menyakinkan semua orang di sini kalau itu adalah perbuatan Legenda Belanda.

"Legenda Belanda itu apa, hah?" bentak si tua codet Warsidi sambil mengacungkan pistol besarnya. "Kau jangan bicara sembarangan atau kutembak kau..!"

"Mereka adalah tentara Belanda jaman dahulu, setahuku itu!" jawab Ajeng. "Mereka telah lama mendiami area ini. Jumlah mereka entah ratusan entah puluhan. Yang jelas sangat banyak sekali."

Semua mata memandang ke arah Ajeng!

"Dia benar," dukung Ega. "Tadi kami sempat bentrok dengan mereka. Salah satu rekan kami pun tewas di sana..."

"Wafy tewas?" tanya Usep yang memang mengenali siapa adanya ketiga gadis ini. Antara mereka pernah bersama-sama dalam aksi di Kalimantan sekitar enam bulan yang lalu. "Kau jangan bercanda, Ega?"

Tata mengangguk, "ya, Wafy sudah meninggal."

Warsidi menatap kejauhan ke pesisir perairan sana, pijaran-pijaran cahaya terlihat redup redup sebagai tanda baku tembak benar-benar terjadi di sana. Namun tidak terlalu lama, perlahan suara suara letusan senjata mulai berkurang. Lambat laun tinggal sedikit saja malah. Sampai akhirnya benar-benar lenyap. Pendaran cahaya di kejauhan sana pun hilang bersamaan dengan hilangnya suara letusan.

Bentrokan dan gemuruh di sana sama sekali tidak lama

"Sepertinya ratusan prajurit yang kau lihat itu sudah dibantai habis semua, Warsidi?" kata Muni begitu suasana kembali sunyi. "Habis ludas dalam waktu singkat."

Si orang tua anggukan kepalanya, "sangat TIDAK masuk akal."

"Jumlah mereka ratusan orang, atau bahkan mungkin ribuan. Sungguh tidak masuk akal kalau jumlah mereka yang sebegitu banyaknya dapat dimusnahkan dalam hitungan beberapa menit saja. Terkecuali yang di lawan mereka pun jumlahnya ratusan juta," Shoopie yang sudah menyembunyikan kedua aki helikopter ikut angkat bicara. "Artinya sesuatu yang kita tidak tahu apa itu pun, jumlahnya tidak sedikit."

"Itu Legenda Apapun.. mereka seperti zombie!" tegas Ajeng

"Tujuanku datang ke sini adalah untuk mendapatkan NCT Dream. Jangankan manusia, zombie sekali pun tidak akan menyurutkan langkahku" ujar Warsidi sinis. "Yang mau mundur, silahkan mundur sekarang. Aku tidak mau ada orang pengecut di sini."

Baru saja si tua bercodet ini berkata demikian, tiba-tiba dari arah belakang mereka terdengar suara bersuit. Otomatis semua pun berpaling ke sana, ke arah darimana Ega, Ajeng dan Gilang tadi datang

Tidak ada siapa-siapa yang terlihat, hanya kegelapan hutan semata. Namun satu suara menyebutkan satu nama yang menjadi momok di tempat ini saat ini. "Hwang Renjun."

Otomatis semua orang pun melirik siapa yang bersuara, dan dia adalah Jaemin, member NCT Dream. Dia yang sedang terikat bersama Jisung dalam posisi duduk itu malah memperlihatkan senyum begitu semua orang memandangnya. "Biasa.. idung gue udah peka ama baunya si ucil, Son. Ini baunya si ucil, nih, Son."

"Dipikimya ini acara Tuyul mbak Yul, ya?" desis Soopie sinis tanpa berpaling. Mata gadis ini tetap lurus kegelapan di depan sana, ke arah darimana datangnya suara siulan.

Home (Neo Culture Tecnology Detektif)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang