5. Diana Bintang

13 4 0
                                    

Gadis mungil ini terlihat lucu saat diam, tenang dan damai saat dipandang. Dia---Diana Bintang, siswi SMA Candra Bakti yang terlihat masih cocok jika mengenakan seragam Putih Biru. Pasalnya ukuran tubuhnya terbilang mungil untuk usia SMA, selain itu juga cara berbicaranya yang menggemaskan membuat tak sedikit para kaum Adam menggilainya.

Namun sayang, Diana terlalu tertutup untuk masalah hati. Ia tidak mau membuka sedikit saja hatinya untuk membiarkan seseorang mendekat. Dingin, dan Tajam adalah Diana saat sedang sendirian.

Diana tidak mau sesuatu hal yang tidak ia inginkan terjadi sebab kelebihan tubuh yang ia punya. Dia tidak suka dengan laki laki sebab mereka seringkali melecehkan perempuan. Bukan berarti Diana tidak suka laki laki ya, dia hanya benci pada laki laki yang menggunakan ketampanannya untuk mencari kepuasan. Catat.

****

Jam pulang sekolah adalah hal yang paling-paling dinantikan oleh seluruh murid di SMA Canda Bakti. Yang awalnya lemah akan menjadi kuat, yang bosan akan sumringah, dan yang malas akan bersemangat menyambut jam pulang sekolah. Sama seperti Diana, sekarang gadis mungil itu sedang tersenyum senang sebab terbebas dari jeratan tugas yang luar biasa banyaknya.

Keluar kelas dengan berjalan santai, sembari bersiul pelan Diana melangkah dengan semangat menuju gerbang sekolah. Namun, saat baru sampai di depan koridor tiba tiba Diana dikejutkan dengan suara menggelegar dari Bu Yuan---guru bahasa kelas XI.

"Diana?" panggil Bu Yuan mengalihkan perhatian beberapa siswa siswi yang berlalu lalang termasuk Diana.

"Iya? Ibu memanggil saya?" sahut Diana mencoba sopan lalu menghampiri Ibu Yuannita.

"Bisa tolong kamu bantu Ibu, Nak?"

"Bantu apa Bu? Kebetulan saya juga sedang tidak sibuk," dia cengengesan saat menjawab pertanyaan guru berbadan sedikit gempal tersebut membuatnya geleng kepala heran.

"Sok sibuk kamu."

Diana mencebikan bibir kesal, "Yah ibu, kan saya emang orangnya tuh sibukkkkk, bangettt!!!"

"Terserah kamu, ibu sudah malas. Tolong bawakan buku Bahasa sebanyak 15 buku dari ruang Perpustakaan ya? bawa ke meja saya. Apa kamu bisa?"

"Emm, gimana ya Bu? Tapi, demi ibu deh hayok saya bisa."

"Ada ada aja kamu, ya sudah ibu tunggu di ruang guru yah?" setelahnya Diana mengangguk lalu menyalami Bu Yuan dan segeralah ia berjalan menuju ke Perpustakaan.

Saat ia masuk kedalam perpustakaan  keadaanya sangat sepi, hening, gelap, dan juga damai. Jika sudah seperti ini rasanya Diana ingin membaca buku saja dalam perpustakaan. Baiklah itu hanya mimpi belaka, Diana segera mengambil buku di tumpukan Rak bahasa.

Cukup banyak, berat, tebal, dan menjengkelkan. Diana bersusah payah membawa buku tersebut sebab postur tubuhnya yang mungil sangat keberatan saat membawa setumpuk buku paket tebal. Guru laknat.

Saat di perempat jalan menuju ruang guru, Diana di kejutkan dengan kehadiran seorang siswa yang cukup terkenal di kalangan SMA Candra Bakti. Rey Aditama, senior kelas XII yang terkenal sebab segudang prestasi juga kelakuan nya yang jauh dari kata baik. Ia termasuk dalam jajaran Most Wanted SMA Candra Bakti. Baiklah Diana berfikir ia mendapat nasib baik.

"Lo Diana?" tanyanya terdengar sopan lalu tersenyum manis, Diana saja sampai gugup sebab melihat senyumnya.

"Iya, kenapa?"

KILLING GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang