"Lempar sini woy!" teriak Maya nampak kesal.
"Budeg Lo Lev? Lempar sini!!" Nada ikut bersuara pasalnya sedari tadi Levi justru hanya memainkan buku tugas milik Femely.
"Awas kalo sampe buku tugas gua rusak!" peringat Femely menatap tajam semua temanya.
"Lempar aja lah Lev! Jangan bikin ribut deh masih pagi juga," Thiwi nampak malas meladeni kerusuhan teman-temanya.
"Gue prediksi si Thiwi lagi galau pasti," tukas Diana membuat Shila mengangguk antusias.
"Sok-sokan main cowok, di baperin dikit juga galau. Parah!" sahut Shila nampak senang melihat Thiwi.
"Lo galau?" Femely mendelik heran melihat Thiwi hanya menggeleng pelan.
"Jangan lemah cuman gara-gara cowok," peringat Nada kembali duduk setelah berhasil merebut buku tugas milik Femely.
Mereka sedang berada di taman sekolah. Mereka juga sengaja memutuskan untuk berangklebih awal agar bisa belajar bersama. Karena hari ini akan dilangsungkan Ulangan kenaikan kelas.
Berhubung Femely berbaik hati menawarkan bukunya jadi dengan senang hati pula mereka segera menerima dan mencatat Materi. Bahkan Levi yang rajinpun tidak memiliki materi yang lengkap seperti Femely.
"Sebenernya ini kita nyatet materi buat contekan ya?" Thiwi bersuara namun tetap fokus pada catatannya.
"Bisa jadi. Gunain kalo Lo butuh nanti," saran Shila membuat Femely melotot.
"Gak usah buat contekan! Lo halafin sebelum mulai Ulangan nanti!" gertak Femely tajam.
"Buat apa belajar kalo bisa nyontek," Maya bersiul karena sudah selesai mencatat Materi.
"Defisini temen gak tau diri!" cibir Levi.
"Udah di kasih materi buat belajar masih mau ngandelin nyontek!? Gak ada ahlak tuh," Diana ikut menimpali.
"Nyenyenye, naif Lo! Nanti kalo sudah juga pasti nyontek."
"Catetin materi ke buku gue sekalian dong May," pinta Shila lalu menyandarkan tubuhnya pada Nada.
"Jangan mau May! Eh Lo Markonah, punya dua tangan buat apa hah?" Levi bertanya tak santai.
"Buat bunuh orang," lalu disusul Diana yang mendorong kuat tubuh Shila hingga menjauh dari Nada.
"Diana sakit! Gak ada hati Lo?" Shila menjerit kesal membuat keenam gadis di depannya bergelak tawa.
"Di dorong sama Diana yang kecil aja jatuh, lemah!" Nada berbicara namun masih fokus kepada buku tulisnya.
"Cuman hampir kok! Gak sampe jatuh!" Shila mendelik kesal kearah Diana. "Gue racunin juga lama-lama Lo Dii! Punya temen kelakuan kaya setan semua Ya Alloh!" sambungnya membuat yang tertawa.
"Manjanya kumat pasti!" sahut Maya tak mau kalah.
"Heran gue sama Diana. Badannya kecil tapi tenanganya oke," cibir Femely hanya di balas senyuman bangga dari Diana.
"Definisi kecil cabe rawit," sahut Diana bangga.
"Harusnya jangan Lo puji! udah gede tuh kepalanya di Jubaedah, makin gede nanti yang ada kalo Lo banggain dia," ucap Thiwi diacungi jempol oleh Maya.
"SIRIK BILANG BOS!!"
"Kurang kerjaan kalo gw SIRIK sama Lo! Gue cekek sini Lo, biar jiwa kepedeanya Lo yang gak tau mau malu itu ilang!" ketus Shila masih kesal dengan kelakuan Diana.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLING GAME
HorrorCover by : @Diahayuhuu "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" teriak mereka secara bersamaan dan menancapkan pisau pada tubuh gadis tidak bersalah di depan mereka. Walaupun sebelumnya gadis tersebut sudah merintih kesakitan saat di siksa dan meminta tolong, namun...