Keadaan Kantin begitu riuh, berisik dan ramai. Ditambah dengan kejadian panas yang menimpa seorang adik kelas--- Alya Gautama. Dia cantik namun licik. Ia sedang dipermalukan oleh--- Indah Pratiwi, siswi kelas XI.
‘‘Lo, boleh deketin siapapun, tapi jangan pernah deketin cowok gw, Anjing!’’
“Gak ada yang deketin cowok lo, ya. Emang dasar dia aja yang mau sama gw. Inget tamu gak bakal masuk kalau yang punya rumah gak buka pintu.”
“BITCH!”
“Lo gak ngaca? Lo juga sama kali, suka rebut cowo orang. Gak nyadar banget sih, Najis. Sok paling waw ya?” dengan berani Alya menunjuk muka Thiwi dengan bringas.
“Jauhin tangan lo itu!”
“Kenapa? Ngerasa kesaing sama gw?”
“Gak pernah dan gak ada rasa kesaingin sama cewek murahan kayak Lo. Jadi stop bertingkah seolah lo paling tau disini.”
"Murahan teriak murahan! Hahaha definisi gak tau diri yang sesungguhnya."
Thiwi mengeram kesal, emosinya sudah naik ke ubun-ubun. Rasanya ia ingin segera mencabik-cabik mulut adik kelas tidak tahu dirinya ini.
“Urusan kita, belum selesai.”
Thiwi segera beranjak pergi, ia meredam emosinya dengan memukul pembatas rooftop berkali-kali. Tanganya sedikit memar, namun emosinya tak kunjung meredam. Justru hal itu membuat ia memikirkan sebuah hal gila. ‘Bunuh’, satu kata yang terlintas begitu cepat namun mampu membuatnya tenang.
Tersenyum senang lalu mengusap pelan tangan yang memar, ia segera memikirkan hal apa yang akan dilakukan pada adiknya kelasnya itu.
“Mencabik-cabik mulutnya mungkin bukan hal yang susah.”
*****
Berjalan pelan, menikmati terpaan angin sepoi-sepoi adalah hal yang begitu menyenangkan untuk gadis cantik itu. Alya Gautama menghabiskan waktu istirahatnya untuk berjalan-jalan di taman belakang sekolah. Tidak ada teman, tidak ada sahabat.
Ia sendiri, di balik sikap liciknya ia adalah gadis yang rapuh. Mencari masalah adalah caranya melewati kesendirian. Saat ia berhenti pada sebuah bangku taman ia termenung. Memikirkan hal yang telah ia lakukan pada kakak kelasnya.
Ia akui ia salah, ia berniat meminta maaf. Namun saat hendak berdiri, ia merasakan sebuah benda tajam menancap di bagian dagunya. Ia taget sekaligus kesakitan saat merasa benda itu telah menusuk kedalam hingga memuncahkan darah ke lehernya.
Terdengar derai tawa yang begitu familiar ditelinga Alya. Ia memejamkan matanya, rasa sakit mulai menjalar di sekujur tubuhnya.
"Jangan pernah bermain api, karena jika aku tersulut ku pastikan kau mati terbakar."
Thiwi mencabut pisau dengan kasar, membuat darah semakin mengalir deras. Alya memegang dagunya yang robek juga mengeluarkan banyak darah.
"Kenapa? Kaget? Atau seneng, gw kasih kejutan?" tanya Thiwi, mencengkeram kuat dagu Alya.
Walaupun darah terus keluar, namun justru thiwi semakin gencar mengeratkan cenvgkramanya. Membuat Alya gkramanyageleng mencoba tangan Thiwi dari dagunya.
Sakit. Sesak. Takut. Itulah yang ada pada benak Alya kali ini.
“Gak bisa jawab? Kenapa? Mendadak gagu? Atau sakit?”
“Ini baru awal, dan untuk akhir dari kejutan ini adalah, kematian.”
Setelah mengucapkan itu, Thiwi melepas cengkeramannya. Mengambil pisau tajam lalu mengarahkan pada mulut Alya. "Selamat tinggal mulut sampah."
Alya tidak bisa menjerit, lari, bahkan meminta bantuan orang lain. Ia sudah pasrah, ia memejamkan mata saat merasakan mulutnya robek. Benar benar robek.
Bayangkan jika mulutmu di robek oleh pisau tajam. Menakutkan bukan?
Tubuh Alya lunglai, kehilangan banyak darah membuat pandanganya mengabur. Mulutnya sudah robek, bahkan benar benar robek.
Alya jatuh ambruk tepat di depan Thiwi. Memejamkan mata, membawa luka dan lara. Berbeda dengan Thiwi, saat mendengar tangis pilu Alya justru ia tertawa senang. Tanpa tau bahwa sebenarnya Alya ingin meminta maaf pada dirinya. Ia lebih dulu di kuasai emosi dan nafsu, berakhir dengan menghilangkan nyawa Alya Gautama.
Dan akhir dari kisah gadis cantik dan licik yang di selimuti kesendirian adalah harus pergi dengan keadaan mengenaskan. Membawa luka lara dan meninggalkan pilu bagi mereka yang sayang pada dirinya.
1. SATU KATA UNTUK THIWI?
.
.
.
.
.
.SADIS.
.
.
.
.
.Kritik Saran nya awokawok🤣
See you next part!!
Jangan lupa pencet bintang!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLING GAME
HorrorCover by : @Diahayuhuu "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" teriak mereka secara bersamaan dan menancapkan pisau pada tubuh gadis tidak bersalah di depan mereka. Walaupun sebelumnya gadis tersebut sudah merintih kesakitan saat di siksa dan meminta tolong, namun...