11. GADIS MALANG

39 3 0
                                    

"Kenapa diam?" pertanyaan sederhana itu mampu memfokuskan semua mata kearah Maya.

"Enggak papa, cuman masih kepikiran hal yang kemarin," jawab Maya apa adanya.

"Gak usah Lo pikirin, lagian bukan diantara kita kan pembunuhnya?" dengan santai Shila kembali melahap bekal sarapan paginya.

"Bagi dong, maruk Lo di embat sendiri!" Levi menarik paksa kotak bekal yang Shila bawa.

"Masalah serius gini masih sempet dibuat bercanda," cibir Thiwi lalu kembali fokus pada bukunya.

Ini adalah hari terakhir mereka menjalani Ulangan Kenaikan Kelas. Dan seperti hari-hari sebelumnya, mereka memilih untuk belajar bersama.

"Siapa yang bercanda? Gak ada yang bercanda kali," sahut Levi seraya melahap bekal sarapan Shila.

"Jangan Lo abisin!"

"Nyenyenyenye, pelit."

"Tapi gua juga masih heran sih siapa sebenarnya yang udah habisin guru itu," Diana ikut angkat bicara setelah beberapa saat diam.

"Nah kan! Diana aja masih heran kok."

"Gak usah Lo pikirin, fokus aja sama hari terakhir ini," ujar Nada membuat mereka semua mengangguk.

"Siapapun itu keberadaanya berbahaya buat kita," sambung Femely menatap lurus ke depan.

"Bener. Gimanapun juga kita harus selidiki semua ini," ujar Thiwi logis.

"Suruh aja Diana jadi mata-mata," kata Maya membuat Diana melotot.

"Giliran susah aja bagian gua!" Diana mendengus sebal.

"Demi kesejahteraan bersama Din," timpal Shila membuat Diana menye-menye.

"Menye-menye sekali lagi gue potong tuh mulutnya!" ancam Nada geram.

"Gue yang potong lidah deh kalo gitu," Maya menyahuti dengan semangat.

"Potong aja, lakuin sesuka kalian. Gak papa gua mah, asal kalian seneng aja," ucap Diana mendramatisir.

"Drama," cibir Femely.

"Yaudah gebukin aja yuk? Lagian dia juga ikhlas kan?" Thiwi menyahuti dengan smrik menakutkan.

"Sadis Lo jadi temen!" Levi menggeleng pelan.

"Huuu! Selain fakgrill Lo juga gak ada ahlak ya?" ejek Shila seraya terkekeh.

"Emang Thiwi huu!" sahut yang lain bersamaan.

"Apa sih anjir! Apa? Udah bagus-bagus Lo buly Diana ngapain jadi ke gua sih! Gak seru Lo semua!"

"Baperan huu baperan!" Shila menyobek kertas di bukunya lalu meremas dan melemparkan kepada Thiwi.

"Nyenyenye, rese Lo!" balas Thiwi kesal. "Udah Shil, ih goblok! Ngotorin aja Lo!" imbuhnya menatap tajam Shila.

"Ngapain melotot gitu? Mau dicolok?"

"Ck, Shila kalo gak bikin masalah gak bisa kali ya?" jengah Levi menatap Shila bosan.

"Hidup Shila kok Lo yang repot," ujar Femely.

"Repot bilang bos!" gumam Diana asal.

"Keroyokan banci bos!" Levi berkata penuh penekanan.

"Ada yang bisa beladiri?" Nada membuka topik obrolan baru sebab ia bosan melihat teman-temannya berdebat masalah tidak penting.

Semuanya mengangguk. Nada tersenyum senang, setidaknya mereka bisa diandalkan sewaktu-waktu ada hal genting.

KILLING GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang