Mujalefa geng sedang berkumpul di rooftop pada waktu istirahat ini. Seperti biasa akan selalu ada candaan yang menjengkelkan. Mereka tanpa Diana, gadis mungil tersebut izin pergi saat diajak untuk ngumpul di rooftop. Kali ini bukan Shila yang menjadi korban bully--melainkan Levi.
"Apasih lo Lev?" tanya Shila mendorong-dorong tubuh Levi.
"Punya dendam kesumat lo sama gue?" ketus Levi ingin sekali menyakar mulut Shila.
"PD banget lo! Ogah gue mah dendam sama lo," balas Shila lalu tertawa keras.
"Kalo ketawa gak bisa ngerem ya lo?" tanya Femely penuh penekanan.
"Emang, suaranya ngalahin suara gledek!" timpal Nada masih setia bermain ponselnya.
"HP teros!" sindir Thiwi merebut paksa ponsel genggam Nada.
"Iya kamu juga," dengan lancang Thiwi membaca pesan Nada.
"Chating sama siapa emang?" tanya Shila mendekat kearah Thiwi.
"Galang lah, siapa lagi?" sewot Nada lalu mengatupkan bibirnya rapat.
"Mulut lo juga sama kayak Shila, gak bisa jaga prifasi lo sendiri. Hahahaa," Levi dan Maya terbahak kompak melihat wajah merah padam Nada.
"Temen bangsat lo! Balikin sini hp gue!" teriak Nada merebut paksa ponselnya.
"Wuihh, ribut ribut apa nih?" tanya Diana begitu datang.
"Kemana aja lo?" tanya Shila penasaran.
"Abis--dari gudang." balas Diana cepat.
"Hayoloh kampret abis ngapain?" tanya Nada menaikturunkan alisnya.
"Enggak ngapa-ngapain," balas Diana acuh.
"Enggak percaya, ngaku aja deh lo!" desak Levi.
"Itu hak lo semua!" ketus Diana membuat Shila mencebikan bibirnya.
"Gue tau lo sama Ferdi, Dii."
Diana mendengus kesal, seberapa pintar ia menyembunyikan sesuatu pasti akan diketahui. Gadis mungil itu tersenyum sinis kearah Shila, membuat Shila menjulurkan lidah.
"Mojok terus," cibir Femely pedas.
"Dih, biarin lah. Sirik lo?" tanya Diana mengeleng pelan.
"Enggak lah! Males banget sirik sama lo," Femely menjawab ketus lalu segera berdiri.
"Kantin yuk?" ajak Femely.
"Tadikan udah, masa mau kesana lagi sih?" ujar Thiwi.
"Lambung karet dasar," cibir Maya membuat Femely melotot galak.
"Mau gue tusuk lo?" tanyanya terdengar galak, bukanya takut Maya justru tertawa.
"Aww, galak banget deh."
"Jijik pake i, Shil!" decak Diana ikut berdiri.
"Padahal gue pengen nunjukin sesuatu sama kalian. Tapi nanti aja lah," ujar Diana membuat Mujalefa geng berdiri.
"Nunjukin apa?" tanya Levi penasaran.
"Game."
"Game apa anjir? Sok misterius lo!" desak Maya penasaran.
"Sekarang apa nanti?"
"Sekarang aja," balas Mujalefa geng kompak.
"Gue nemuin ini di Gudang. Isinya buku, misi membunuh 100 orang."
"Buka-buka!" ujar Shila namun Femely segera merebut buku itu.
"Nanti aja, ke kantin dulu lah sekarang, ya?" tanya Femely memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLING GAME
HorreurCover by : @Diahayuhuu "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" teriak mereka secara bersamaan dan menancapkan pisau pada tubuh gadis tidak bersalah di depan mereka. Walaupun sebelumnya gadis tersebut sudah merintih kesakitan saat di siksa dan meminta tolong, namun...