14. Awal baru

19 4 0
                                    

Hari kian berlalu, masalah teror yang sempat Mujalefa geng dapat juga mulai hilang. Walaupun mereka tetap waspada tentunya. Sama halnya dengan awal tahun pelajaran baru, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah dengan awal baru.

Semua nampak semangat, tak terkecuali Mujalefa geng seperti —— Maya, Diana, dan jangan lupakan Shila. Mujalefa geng sudah berkumpul di halaman SMA Candra Bakti, mereka melihat siswa-siswi baru yang berlalu lalang dengan seragam berbeda-beda.

Kali ini Mujalefa geng tanpa Shila, gadis ajaib tersebut sudah masuk kedalam sekolah lebih dulu. Ia ingin melihat pembagian kelas tentunya.

“Cowoknya mantep deh,” ujar Femely memperhatikan beberapa siswa baru yang berjalan cool masuk kedalam sekolah.

“Gue rasa yang sebenernya Fakgril bukan Thiwi, tapi si Femely deh,” balas Levi menoyor keras kepala Femely. Thiwi yang mendengar namanya disebut hanya mendengus sebal.

“Udang di dalem batu namanya,” kata Maya seraya memperhatikan seorang siswa yang berjalan pecicilan membuat dirinya sedikit tertarik.

“Awas copot mata lo!” sindir Diana menyenggol lengan Maya.

“Sirik aja!” balas Maya ketus.

“Shila belum balik?” tanya Nada celingak-celinguk.

“Lo liat dia udah balik belum?” tanya Thiwi membuat Nada menggeleng polos. “Lah itu tau belum!” sambungnya sedikit ngegas.

“Lagi cek kelas katanya,” jelas Diana membuat Femely menatapnya malas.

“Lah itu bocahnya,” tunjuk Maya melihat Shila berjalan dengan wajah berbinar.

“Gue seneng banget anjayy!” Shila menjerit saat melihat Mujalefa geng berada di halaman sekolah. Beberapa siswa-siswi baru memperhatikan mereka dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. “Apa liat-liat?” tanya Shila sewot membuat mereka menggeleng dan pergi.

“Siapa?” tanya Diana jahil.

“Gue lah!” jawab Shila penuh semangat.

“Yang tanya yee!” balas Mujalefa geng serentak.

“Amjim!” desis Shila membuat mereka meledakkan tertawa.

“Emang kenapa?” Femely bertanya setelah meredakan tawanya.

“Apanya?” bukanya menjawab justru Shila berbalik tanya.

“Gak jadi.”

“Ish, Femely mah!” jerit Shila kesal.

“Seneng kenapa?” Diana menjelaskan membuat Shila mengangguk paham.

“Kita satu kelas! Bahh anjir seneng gue!” beber Shila kelewat senang.

“Astafirullah petaka ini mah,” desis Femely menggeleng pelan.

“Salah apa gue sekelas sama bocah tukang nyontek?” beo Maya membuat Shila kesal.

“Anjir boleh protes gak yah?” Levi ikut menimpali membuat Shila semakin berdecak kesal.

“Anjir, gak mau sekelas sama Shila gue!” Diana dan Thiwi kompak berbicara.

Sedangkan Nada hanya tersenyum lalu menepuk pundak Shila. “Gak usah lo masukin hati,” ujar Nada membuat Shila tersenyum.

“Gue tau lo em–” belum sempat melanjutkan bicaranya Nada sudah lebih dulu memotong.

“Kita emang beneran males sekelas sama lo,” ujar Nada lagi menepuk keras pundak Shila.

“Anjing!” lontar Shila sangat kesal.

KILLING GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang