Seperti janji mereka bertujuh, kini saat jam istirahat semuanya berada di rooftop sekolah. Bersandau gurau lalu saling bertukar cerita mereka selama sebelum berteman dengan satu sama lain.
"Gw gak ada temen tau awalnya."
"Masa si anjir? Lu kan cerdas lev?" sahut Shila tidak percaya.
"Bener lah. Mereka deketin gw cuman mau dapet jawaban doang, kelakuan bangsat tuh mereka."
Serentak tertawa mendengar penuturan Levi, dan Levi hanya mendengus kesal.
"Eh beli makan deh sana, laper nih," Diana berseru sembari memegang perutnya.
"Yaudah sini gw aja yang beli sama, Femely temenin gw ya?" tanya Thiwi dan Femely mengangguk antusias.
"Gw batagor deh, sama minuman apa aja yang penting dingin," Diana kembali bersuara dan mendapat anggukan dari Femely, juga Thiwi.
"Kita juga dong, samain ya."
Setelah kepergian Femely dan Thiwi, mereka kembali bercerita. Bahkan tidak sungkan melempar candaan yang ringan.
"Lama banget sih ini, beli di mana mereka dah!" Diana mulai nampak tak santai, ia terus misuh-misuh tidak jelas.
"Sabar dong, beli juga butuh proses kali. Kalo gak sabar mah tadi berangkat sendiri aja sana. Gak tau diri Diana ih, najiss," pekik Maya membuat Diana mengerucutkan bibirnya sebal.
"Maya bacot ih," bela Diana tidak mau di salahkan.
“Nye nye nye, dasar gak jelas.”
Mereka kembali tertawa, namun sedetik kemudian tawa mereka terdiam saat mendengar suara mencak-mencak Thiwi yang menenteng makanan.
"Tumben cepet."
"Lama salah! Cepet salah! Emang salah mulu gw jadi manusia anjing!" Thiwi berteriak frustasi, Femely hanya menggeleng heran.
"Dih anjir, kenapa noh si fakgril? Pms dadakan kah?" tanya Nada dengan polosnya, membuat Shila terkikik geli.
"Gausah cekikikan Lo, ada yang lucu hah?" Thiwi semakin berapi-api, membuat Shila semakin gencar menggodanya.
"Najis baperan banget Lo," Femely menimpali dengan malas mengingat hanya karena masalah sepele saja membuat Thiwi seperti ini.
"Baperan mata Lo! Itu tadi cowok gw di godain sama adik kelas, gak terima lah gw!"
"Ck, masalah cowok ternyata," Levi nampak memutar bola matanya jengah.
"Udah sini, mana makanan gw?" Diana mengalihkan topik dengan segera, ia meraih plastik yang Thiwi bawa lalu membagikan makanan.
"Lempar sini anjir Dii, maruk Lo batagor di embat sendiri!" Shila berteriak tidak terima saat melihat Diana memakan bagian batagor yang ia pesan.
"Dikit doang, kikir banget sih," cibir Diana lalu menjulurkan lidahnya.
"Dikit juga lama lama jadi bukit goblok, mubah kalo di kasih ke Lo. Sini gak!?" Shila berdiri lalu mengambil paksa batagornya.
"Shila pelit!!" Diana menjerit kesal saat dengan sengaja Shila menarik rambut lurus Diana.
"Rasain."
"Lu berdua gelut terus, gak capek apah? Pusing nih kepala gw! Belum lagi yang sebelah lagi misuh-muisuh nih!" tunjuk Femely kearah Thiwi.
"Udah lah, gak usah di fikirin, Wi."
"Bewner katwa nadwa, gaw uswah low pikwirin," Maya nampak mendukung ucapan Nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLING GAME
HorrorCover by : @Diahayuhuu "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" teriak mereka secara bersamaan dan menancapkan pisau pada tubuh gadis tidak bersalah di depan mereka. Walaupun sebelumnya gadis tersebut sudah merintih kesakitan saat di siksa dan meminta tolong, namun...