Pagi hari yang cerah nampak indah, namun tak mampu membuat siswa-siswi kelas XII IPS 1 semangat. Mereka justru sedang menggerutu kesal pasalnya pagi ini diadakan bersih-bersih dadakan. Jika para murid sedang sibuk mengerjakan tugasnya maka berbeda dengan Shila yang berlagak seperti bos.
Gadis dengan seragam yang kemejanya keluar dari rok itu nampak duduk santai saat semua teman-temannya sibuk bekerja. “Lo mentang-mentang ketua jadi diem aja disitu hah?” tanya Galang nyolot. Cowok dengan lengan seragam yang digelung itu nampak kesal dengan tingkah Shila.
“Iyalah! Kenapa gak suka?” balas Shila enteng, wajahnya nampak biasa saja semakin membuat Galang kesal.
“Emang Shila woo! Bantuin kita kek, jangan diem doang lo kayak patung!” ujar Nada menarik tangan Shila.
“Lah itu si Maya sama Pras daritadi iuga bercanda doang gak lo marahin!” protes Shila tak santai.
“Beda!” ujar Pras tersenyum mengejek.
“Pasha sama Levi ketawa-ketawa juga lo diem aja kok!” protesnya lagi.
“Mereka bercanda tapi tetep kerja. Lah lo? Duduk doang, mana baju kaya preman gitu lagi!” ujar Diana mengomentari Shila.
“Bacot lo!” desis Shila tajam.
“Lo cewek! Masukin baju lo!” ujar Nada dingin. Shila mengelengkan kepalanya.
“Cuman ngerjain gini aja ribut!” cibir Shila membuat beberapa teman kelasnya melotot. “Ngapain melotot gitu? Loncat tuh mata mampus lo semua!” hardik Shila lalu mengambil alih penghapus yang sedang Marwan pegang.
“Baru sehari sekelas aja lo udah nyebelin setengah mampus tau gak!” cerca Marwan hanya membuat Shila meliriknya tajam.
“Diem lo!” bentak Shila sebal.
“Femely tuh ngapain didepan kelas? Caper Danu lo?” sinis Shila membuat Femely meliriknya malas.
“SIRIK BILANG SAHABAT!” ejek Mujalefa geng kompak.
“Mampus diserang lo!” ejek Marwan menyebalkan.
“Diem lo!” bentak Shila lebih kesal dari tadi.
Ketika Marwan hendak menjawab lagi tiba-tiba suara dingin membuat murid yang berada didalam kelas menoleh. Mereka melihat sosok Gilar yang sedikit bersandar pada pintu masuk—iya memperhatikan tajam kearah Shila. Sedangkan yang dipandang segera memasukan kemeja seragamnya dengan cepat.
“Giliran Gilar aja langsung gitu!” cibir Diana membuat Shila mencebikan bibirnya.
“Kenapa Lar?” ujar Shila mendekat suara mendadak lembut ketika berbicara dengan Gilar.
“Giliran Gilar aja lembut kaya pantat bayi! Giliran sama kita-kita langsung keras kaya gledek!” Galang menatap tajam ketika Shila hanya menjulurkan lidah.
“Emang dasar ketua gak jelas!” ujar Thiwi melepas alas sapu yang sempai ia pegang.
“Sirik bilang bos!” ujar Shila membuat Mujalefa geng memuyar bola malas.
“Sibuk ga?” tanya Gilar menyelipkan beberapa anak rambut pada daun telinga Shila.
“Aww, tanganya!” sindir Femely keras.
“Brisik lo semua,” cela Gilar dingin. Semua murid didalam kelas langsung bungkam. Shila menahan tawa sebab perkataan Gilar.
“Enggak, kenapa?” Shila tersenyum hangat.
“Iyalah gak sibuk, orang daritadi cuman duduk doang!” Thiwi menimpali membuat yang lain bersorak.
“Gak ada takut-takutnya ya lo semua sama ketua!” ujar Shila jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLING GAME
HorrorCover by : @Diahayuhuu "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" teriak mereka secara bersamaan dan menancapkan pisau pada tubuh gadis tidak bersalah di depan mereka. Walaupun sebelumnya gadis tersebut sudah merintih kesakitan saat di siksa dan meminta tolong, namun...