Mamak terbujur kaku ditengah ruangan.
Aku langsung dihampiri dan dipeluk kakak ke-3 ku.
Dia menangis sesenggukan dibahu kecilku.
'tes'
pelan tapi pasti,air mataku mulai mengalir.
Sebenarnya aku sangat tidak percaya bahwa Mamak meninggal siang itu.Hari itu,tepat ketika esok harinya aku berumur 5 tahun. Mamak meninggal.
Aku masih tak ingin pulang walau hari sudah sore,
pemakaman pun nampak sangat sepi.
tersisa aku,Bone, dan Pusara Mamak.
Beliau adalah sosok sejati yang tak mungkin ku temukan lagi kasih sayang nya didunia ini.
Langit pun seolah ikut bersedih. Awan gelap mulai menyelimuti pemakaman.
"Ayolah za!Aku bosan melihatmu menangis.Ayo pulang !" -BoneBone akhirnya menarik paksa aku menyingkir dari pusara Membawaku pulang.
Aku semakin histeris.Karna hari sudah semakin petang,Bapak pun mengantarkan Bone pulang ke rumahnya.
Aku melamun menatap ke halaman rumah ku. Aku takut masuk ke dalam rumah. Takut jika tiba-tiba kenangan manis bersama Mamak muncul kembali.
"Za.." -Bapak
Bapak mengelus rambut hitam legam ku.pelan.
semburat jingga di langit menambah kesan mellow hari ini."Dulu bapak juga seperti Riza..
"Ditinggal kakek kau saat bapak masih kelas 3 SD" -Bapak"Tapi kan bapak kelas 3,sedangkan Riza Masih TK besar.Tapi Mamak sudah dipanggil Tuhan"
-Aku"Za..Bapak,Kakak-kakak mu,Uwak..Bone. Smuanya pasti akan mati, Jadi.. kita sebagai manusia harusnya tidak boleh terlalu lama bersedih.. karna semuanya itu titipan Allah za.. termasuk diri kita sendiri"
-Bapak"Tapi Za tak ingin kalau Mamak pergi sekarang pak..
"Besok ada acara bermain bersama. Ibu dan anak. Lalu Za akan ajak siapa?"
- Aku"Besok za tak usah berangkat ke sekolah. Kakak sudah izin ke Bu guru Inai" -Kak Rhea
kakak ku yang pertama menyahut. menghampiri aku dan bapak di teras rumah.
"Za, apakah besok Ulang tahun mu?"
-BapakAku mengangguk lemah.
"Besok bapak akan ajak za ke rumah uwak.Oke?
"nanti za puas-puaskan makan rendang dan brownies coklat disana"
-BapakAku tersenyum. Senang akhirnya bisa makan-makanan kesukaanku,karna biasanya aku makan rendang kalau hari raya atau hari-hari besar saja.
Apalagi rendang buatan Uwakku yang sangat legendaris itu."Tapi za mau besok bapak yang antar sendiri kesana. bisa?
"Za mau.. besok bapak tak usah ke pasar"
-AkuBapak mengangguk. Aku melompat kegirangan.
Aku lebih sering menghabiskan waktu bersama Mamak dirumah karna bapak selalu sibuk di pasar.
pergi saat aku berangkat sekolah.dan pulang saat aku sudah lelap.
Hanya hari minggu aku bisa menghabiskan waktu bersama nya.
Itu pun jika Bapak tidak kecapekan.Esok harinya..
Aku dan Bapak berangkat menggunakan angkutan.
karna rumah Uwak yang jaraknya cukup jauh.Aku memandang keluar jendela.
Semilir angin menerpa wajahku.
Aku tersenyum menatap wajah sendu dan meneduhkan Bapak.'Kiri bang!'
Seru Bapak.
Kami telah sampai didepan gang rumah Uwak Susi.
Bapak menggandeng tanganku.
Menyapa tetangga Uwak yang sudah akrab dengan Keluarga kami."Assalamualaikum.."
Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam"
Uwak membukakan pintu dan menyilahkan kami masuk dengan senang.
Aku menyalimi tangan Uwak.
Dia gemas menciumi aku."Uwak dapat SMS dari Kak Rhea semalam,katanya Hari ini Za ulang tahun ya?"
-Uwak"iya wak. dan za mau di buatkan Rendang dan brownies lagi"
-AkuUwak,aku,dan bapak pergi ke dapur.
Kami membuat Rendang dan brownies bersama.
Baru kali ini aku masak bersama dengan bapak.
Rasanya seru sekali.
Beban pikiran tentang pergi nya Mamak mulai Hilang.
Tapi tetap
Mamak takkan terganti.."Mak..za sudah ikhlas.
semoga mamak Bahagia disurga ya.."Makasih udah baca :)
Dont forget Vote ya 😊
Biar Author tambah semangat.gak Mageran lagi :v
Btw crita ini Based on truestory ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen Fictionjika jarak membuat mu lelah akan hubungan ini. Maka tugasku adalah meyakinkan mu agar engkau mau berjuang kembali :) . . . . -Based on Truestory👑 Your support is valuable thing for me ❤️ Jangan bosenn🤗 #2 Dahlia🏆 (28/11/20) #147 Jarak🏆(24/07/20...