'Keputusan'

31 8 0
                                    

Pernyataan Dahlia membuat otakku berpikir lebih keras.
Tapi aku tau dia berniat baik akan hubungan kami,
penjelasan Dahlia membuatku semakin yakin bahwa dia memang orang yang harus aku jaga.

Aku menatap tajam kearah bola mata nan indah itu.
Tersirat beribu cinta yang tulus dari tatapannya.
Aku tersenyum.

"Oalahh,kalo gitu alesannya aku mau lia.."
-Riza

Dahlia bernafas lega.

"Alhamdulillah kalo Mas Riza faham :).
Makasih ya"
- Dahlia

Aku mengangguk.lantas  berpamitan padanya karena sudah lumayan lama aku lepas dari tugasku.

Hari ini,aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjaganya tanpa karena dan pengecualian.

***
Hari demi hari berlalu,
Suatu hubungan memanglah kurang lengkap tanpa adanya ujian.

Sekarang adalah bulan kelahiran Dahlia,dan aku ingin memberinya kado yang spesial.
Uang jajan ku sudah ku sisihkan untuk memberi Dahlia hadiah.

Barang nya pun sudah kusiapkan.
Aku membelikannya Hoodie berwarna biru gelap dengan tulisan timbul di bagian depan nya.

Merek ini memang fanatik dipakai laki-laki tapi aku sudah yakin Dahlia pasti juga suka memakainya.
Dia akan menjadi gadis pertama yang kubelikan hadiah.
Dahlia memang selalu spesial dimataku.

Hadiah ini adalah kejutan untuknya.

19 Desember 2018

Dahlia POV

Hari ini adalah hari dimana teman-teman pondokku akan berkunjung ke kotaku.

Aku sangat antusias menyambut hari ini.
Mereka akan kujemput di Stasiun pukul setengah 2 siang.
Rencananya mereka akan liburan selama 3 hari 2 malam.
Dan di malam pertama mereka akan menginap dirumahku.

Dahlia:
Sampe mana Dar?

Aku mengirim WhatsApp ke Darla,ia juga hari ini ikut berlibur kesini.

Darla:
Udah mau sampe nih,mungkin sekitar 15 menit lagi.

Dahlia:
Oke,ini aku udah stay di stasiun kok.

Read.

Darla Off.
Aku memasang earphone dan memutar musik di gawaiku.
Aku tengah menunggu didalam mobil di halaman stasiun bersama Ayahku.

"Temenmu udah sampe mana?"
-Ayah

"gatau sampe mana,tapi katanya 15 menit lagi"
-Dahlia

📞Incoming call from Gendar😈

Gawaiku berdering.Aku segera mengangkat telepon dari Darla.

"udahh sampe"
-Darla

Darla berseru kegirangan di telepon.
Aku bergegas turun dan berdiri di pintu kedatangan.Kulihat mereka dengan tas dipunggung berjalan kearahku.
Ada Freya,Darla,Adel,dan Oline.
Aku menyalami tangan mereka satu persatu.

"Gimana? seneng udah sampe sini?"
-Dahlia

Tanyaku tak kalah senangnya.

"Benar-bener gak nyangka bisa sampe sini"
-Darla

Wajah Darla memerah ia kegirangan

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang