'New year.new problem'

36 7 0
                                    

Benar saja dugaan Dini,
itu mereka.
Beberapa duduk dilantai depan toko yang sudah tutup.
yang lainnya duduk di atas tanah bersemen disekitarnya.

Aku,dan ke 4 teman-teman ku yang baru saja bangun tidur.
Terpaksa menahan dingin nya angin malam dan gelap yang cukup mencekam.
hanya diterangi lampu jalan diujung gang.
Bahkan melihat wajah orang disebelahku saja tidak bisa.

"Kok meneng-meneng an ngene ki"
(Kok diem-diem an gini)

Salah satu dari gerombolan itu angkat bicara.
Tapi keadaan tetap hening.

"Ngomong Li.."
- Dini

Bisik Dini padaku.
Aku tak bergeming.

"Yowes saiki kenalan sek wae"
(Yaudah sekarang kenalan dulu saja)

Tambah salah satu dari mereka lagi.
yang belum aku ketahui identitas nya.
Kami tau nama mereka.Tapi kami tidak langsung menjawab.
Ada beribu keraguan didalam hatiku.
Rasanya aku sampai disini sekarang,bergelut dengan angin malam yang menusuk tajam.
Seperti mimpi.

"Nah,sing iki jenenge Fanno"
( Nah,yang ini namanya Fanno)

Ucap lelaki berhoodie biru gelap memperkenalkan teman disebelahnya yang sama-sama memakai hoodie dengan warna yang sama.
Ia menarik tudung kepala yang menutupi wajah lelaki bernama Fanno itu.
Dia botak.
Kami menahan tawa.

Dia dengan suara yang jelas memperkenalkan satu-per satu kawan-kawan nya.
kami menyimak.

"Eh Nada ndi? Iki lho eneng Vico"
(Eh Nada mana? ini lho ada Vico)

Vico itu nama gebetan Nada.
Nada tersipu malu memeluk erat kedua kaki nya.

"Fan,Riza ndi?"
(Fan,Riza mana?)
-Dahlia

Ucapku akhirnya angkat bicara.

"Mbuh eg,la mau de.e munine meh rene tapi mbuh mbuh an."
(Gatau juga,Tadi dia bilang mau kesini.tapi belum pasti)
-Fanno

Aku memaksakan percaya dengan ucapan Fanno.
semoga Riza mau kesini menemui aku.
Batinku.

"Tanyain Gymnas dimana"
-Dini

Bisik Dini padaku.

"Eh Gymnas ndi?"
(Eh.Gymnas mana?)
-Dahlia

"Rak reti nak Gymnas.ketok e rak rene"
(Gatau kalo Gymnas.Kayak nya sih gak kesini)
-Fatih

Kami mengobrol 1 setengah jam lamanya.
Malam ini..
diakhiri dengan satu peristiwa.

Terdengar derap langkah yang cukup tergesa-gesa.

"Ilyas ndi! Ilyas ndi!"
(Ilyas mana! Ilyas mana!)

Lelaki bertubuh tinggi,dengan badan yang sedikit berisi tiba-tiba datang.
kemudian mencari salah satu anak dari gerombolan yang kami temui.

Yang dipanggil mendekat.
Yang dinamai Ilyas itu ditarik kerah bajunya kemudian diseret menjauh dari pandangan kami.

Suasana yang mulai cair membeku seketika.

"Wes,wes.Rapopo iku mau mung guyon kok.Rak tenanan"
(Sudah-sudah.Gak papa kok,itu tadi cuma bercanda.Tidak betulan)
-Fanno

Tutur Fanno berusaha menenangkan pikiran kami.

"Yo rak mungkin lah,mosok koyok ngunu guyon"
(Ya gak mungkin lah,masa kaya gitu bercanda)
-Dahlia

Sesaat setelah aku melontarkan ucapan ku.
Lelaki yang menarik kerah baju Ilyas tadi datang lagi.
Sekarang ia menatap tajam kearah gerombolan itu.
Satu-dua tertunduk.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang