EPILOG

1.8K 201 346
                                    

"Our story will never end."







Haechan menyibakan tirai jendela saat menyadari jam dinding kamarnya sudah menunjukan tengah hari.

Ia mengecek Siyeon sudah tak ada disampingnya, pintu kamar juga sudah terbuka sejak tadi.

Haechan keluar dengan baju tidur bermotif beruang. Ia terlihat lebih seperti bayi besar dibandingkan seorang suami.

"Good morning papa."

Seorang gadis kecil dengan baju senada menyapanya dari depan sofa.

Siyeon dengan rambut panjang terurai khas miliknya tampak memberikan senyum manis sambil menyuapi putri cantiknya.

"Hari ini kita jadi jenguk temen papa kan?"

Gadis kecil itu kini menyeret Haechan untuk ikut duduk disampingnya.

"Aku gak sabar mau lihat om Jeno, kata mama dia baik dan suka anak kecil juga."

Haechan tak menjawab, ia hanya tersenyum sambil mengelus rambut gadis itu. Ia menatap Siyeon sambil mengangguk yakin.

"Jeno pasti seneng lihat kamu tumbuh se cantik ini."

Kali ini Siyeon mengecup puncak kepala gadis ciliknya.

"Jadi kapan kita ketemu dia? Aku gak sabar mom." gadis itu tampak merengek tak sabar padahal ia sedang mengunyah makanan di mulutnya.

"Kita cuman mau jenguk dia Ara, kita gak bisa ketemu langsung."



Ryujin menekan tombol bel rumahnya berkali-kali. Ia tak bisa masuk karena pintu rumah yang terkunci dari dalam.

"JEAAA, NANAAA BUKA PINTUNYAA!"

Ryujin tampak kerepotan membawa belanjaan di kedua tangannya.

"Gak nerima sumbangan mba— EH ISTRI CANTIK AKU PULANG."

Jaemin dengan baju compang camping dan rambut berantakan akhirnya membukakan pintu.

Ia malah langsung masuk lagi ke dalam rumah bukannya membantu Ryujin membawa belanjaannya.

"NA JAEMINN!" Ryujin berdecak sebal dan langsung masuk menuju ruang tengah. Ia melihat putri kecilnya sedang duduk di depan TV sambil memakan sesuatu.

"Jea kamu makan apa?" Ryujin kini malah menatap Jaemin yang sedang minum di minibar.

Jea menunjukan ramen dalam mangkuknya, wajah imut yang ia pasang membuat Ryujin mengurungkan niatnya untuk memarahi Jea.

"Jaemin..." Ryujin bersiap memaki suaminya.

"Santai Ryu, kan ada yakult." Jaemin kini duduk di sofa dan memasang  wajah tanpa dosa.

"Sini sayang duduk dulu jangan marah-marah aja." Jaemin menenggakan kepalanya dan mendapati wajah Ryujin yang memicing sinis.

PUZZLE PIECE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang