Vol 14 • pelampiasaan

1.2K 213 166
                                    

"Ada ga satu manusia di bumi ini yang rela dijadiin pelampiasan?"






Matahari yang tidak terlalu terik seperti biasanya membuat siapapun bersemangat untuk olahraga.

Siyeon dengan kaos pendeknya tampak hanya berdiri di pinggir lapangan. Ia tak mood untuk berolahraga sekarang. Kelasnya memiliki jadwal pelajaran olahraga yang sama dengan kelas Jeno.

Ia lebih memilih diam. Bersikap seolah tak perduli ternyata menyenangkan juga bukan?

Jika ditanya hubungannya dengan Ryujin, ia sudah biasa saja. Mereka tidak bertengkar atau menjauh satu sama lain. Siyeon memilih berpikir dewasa tanpa merusak pertemanan, dan Ryujin lebih menyarankan mereka untuk bersaing secara sehat.

Bagi Siyeon, Jeno adalah cinta pertamanya. Namun Ryujin juga tetap sahabatnya. Keduanya bukanlah hal untuk dipilih secara sembarangan. Toh jika memang berjodoh pasti salah satu diantaranya akan mengalah.

Walau hubungannya jadi berjarak dengan Ryujin, ia sesekali masih mendengarkan curhatan Ryujin. Perihal Jeno yang sikapnya berubah-ubah, dan lebih dingin setelah pacaran.

Hari ini genap seminggu mereka pacaran setelah perkemahan. Siyeon tak pernah ada niat mengganggu hubungan mereka.

Tapi dalam pikiran Siyeon, sesuatu yang janggal sedang terjadi. Sikap Jeno yang penuh misteri masih menyimpan jutaan tanya di benak siapapun.

Hanya Jaemin yang bisa mengerti Jeno. Kalau masalah privasi hidup Jeno, ia akan serius dan bungkam.

"Heh!" Jaemin melemparkan bola basket ke depan wajah Siyeon.

"Lemes banget kenapa sih?" Jaemin sekarang jongkok di depan wajah Siyeon.

"Gapapa." Siyeon bangkit berdiri. Ia hendak masuk kelas.

Sebuah bola dengan kencang menabrak kepala Siyeon. Para murid langsung berlari mendatanginya. Siyeon masih sadar, namun hidungnya mengeluarkan darah.

"Ais." Siyeon mengaduh kesakitan.

Ryujin yang panik langsung berniat menggotong Siyeon ke UKS. Namun sebelum Ryujin sempat memegang tangan Siyeon, tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh Jeno.

"Gak usah." Jeno menahan tangan Ryujin. Semua siswa memperhatikan mereka.

"Lo gila ya?" Ryujin menghempaskan tangan Jeno.

Kenapa jeno harus menahannya untuk menolong Siyeon?

Jeno menyeret tangan Ryujin beberapa langkah mundur ke belakang. Ia sempat sesekali memaki Jeno. Sedangkan Siyeon yang pandangannya mulai kabur, kini menunduk.

Tanpa disangka sebuah adegan berhasil membuat semua murid tercengang.

Termasuk Ryujin yang mematung di tempat.

Jeno langsung menggednong Siyeon sendiri menuju UKS. Wajahnya yang masih bercucuran keringat tampak gagah saat mengangkat Siyeon.

"Gila beneran dia." Jaemin berdesis tertawa.

"Gue pingsan juga ah." Haechan menggeleng tak percaya.

PUZZLE PIECE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang