Vol. 04 • truth or dare

1.4K 271 89
                                    


✈✈✈









Malam ini sepertinya hujan mengguyur seluruh penjuru kota. Udara dingin diluar sana serta besarnya volume hujan sudah pasti membuat siapapun enggan keluar rumah. Berlawanan dengan suhu udara, malam ini rumah Ryujin hangat oleh canda tawa.

Kerja kelompok sudah selesai sejak sore tadi, namun karena terjebak hujan mereka lebih memilih berteduh disini.

"Masak mie dong gue lapar." Haechan membawa beberapa minuman kaleng dari dapur. "Katanya mau nunggu tukang nasgor lewat." Ryujin masih asik menonton TV sambil memakan cemilan dipangkuannya. Sedangkan di bawah sofa Jeno dan Siyeon sibuk dengan ponsel masing - masing.

"Yeon ngobrol dong." Ryujin sedikit berbisik sambil menyenggol kaki Siyeon. Siyeon hanya melirik sinis Ryujin sekilas lalu melirik Jeno yang tetap fokus dengan ponselnya.

"Au ah gue masih bete tau." Siyeon sengaja mengencangkan suara agar didengar Jeno. Ia masih kesal karena tadi dari sekolah ke rumah Ryujin malah naik ojek, padahal Jeno juga datang di waktu yang sama.

Tanpa berkutik dari posisinya Jeno masih saja diam membuat Ryujin gemas. Sedangkan Siyeon sekarang mulai memakan ikut memakan cemilan diatas meja.

Blarr!

Suara petir menyambar sukses membuat listrik padam. Siyeon berteriak kaget, Ryujin melempar snack nya dan Jeno tetap diam. Sedangkan di dapur terdengar suara teriak Haechan minta tolong. "Woy gelap romeo gak bisa liat apa apa!"

"Yeon hp lo nyalain kek biar gak gelap banget." Ryujin mulai mencari ponselnya untuk menyalakan senter. "Hp gue tadi dilempar ke kolong meja, gue takut ngambilnya." suara Siyeon tampak berat karena memang siyeon sebenarnya takut gelap.

Sebuah cahaya menyala dari ponsel Jeno. Ryujin menarik napas lega-namun kemudian tertawa, sedangkan Jeno melirik ke samping menatap Siyeon penuh arti.

"Nih terang, udahan meluknya gerah."


✈✈✈






Jam sudah menunjukan pukul 20.00 namun rumah Ryujin masih ramai oleh teman temannya. Orang tua Ryujin yang bekerja pun sepertinya terjebak macet karena hujan, jadi rumah masih bisa dikuasai sepenuhnya.

"Ini mie goreng siapa belum diangkat?" Ryujin mengecek dapur yang berantakan karena ulah Haechan menabrak laci piring tadi. Untung saja sekarang listrik sudah menyala lagi, jadi mereka bisa masak makanan.

"JENO MIE LO UDAH JADI MONSTER." Haechan berteriak dari arah dapur tak habis pikir melihat wajan yang penuh dengan mie. Porsi makan Jeno yang tak lazim memang kadang membuat Haechan yang tak normal pun bergidik ngeri.

Setelah semuanya selesai makan, Ryujin dan Haechan sibuk membuat sesuatu di ruang tengah. Sedangkan Jeno dan Siyeon diperintah Ryujin untuk mencuci piring dan membereskan dapur. Ini merupakan trik Ryujin untuk menciptakan momen antara dua sejoli itu. "Kalau gue sama Haechan yang beresin yang ada dapur gue ambruk." Ryujin beralasan yang ditimpali tendangan ringan oleh Haechan.

Suasana di dapur berlawanan dengan ruang tengah yang seperti pasar. Disini mereka berdua saling diam seperti biasanya. Jeno membereskan sampah yang berserakan sedangkan Siyeon mencuci piring. Tak ada satu kalimat pun yang terlontar dari bibir keduanya. Mereka terlarut dengan pikiran masing - masing. Sejujurnya Siyeon masih malu karena tadi saat gelap ia memeluk lengan Jeno, walau sebentar sensasi nya cukup dahsyat. Ia tak sadar dan refleks menjauh saat Jeno senter HP Jeno menyorot ke arahnya.

PUZZLE PIECE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang