Vol 09 • cemburu

1.4K 248 105
                                    

"- rasa cemburu melukai kita dengan belati keraguan diri."


Happy reading!



Jeno melirik arloji di meja belajarnya. Ia sudah berusaha berkali - kali menelepon Jaemin karena ini sudah terlalu malam. Sejak dua jam yang lalu, Jaemin masih belum pulang ke rumah. Ia cemas Jaemin menyasar atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Jeno sudah melepon Ryujin dari tadi, dan ia juga mendapat kabar bahwa HP Siyeon tidak bisa dihubungi. Entah kenapa mereka jadi cemas sesuatu terjadi.

"Semoga mereka gapapa."


Siyeon terduduk di bangku taman karena kelelahan. Ia tak bisa berhenti tertawa saat Jaemin dikejar anjing tadi.

Jaemin dengan napas beratnya sekarang duduk dipinggir Siyeon. Ia menyodorkan es krim yang sudah mencair ke tangan Siyeon. Siyeon hanya menggeleng sambil tetap menahan tawa.

"Diabetes gue kalau lo ketawa mulu." Jaemin berbaring di tanah sekarang. Ia sangat lelah mengelilingi setengah taman komplek karena anjing lepas akibat ulahnya sendiri.

"Yeon.." suara Jaemin lebih terdengar seperti bisikan.


"Bisa jangan lupain gue?" Jaemin menatap Siyeon yang sekarang tepat diatas kepalanya.


"Maksudnya?" Siyeon menatap lurus ke depan. Melihat pepohonan taman yang mulai gugur karena angin.

Tak ada jawaban dari Jaemin. Mereka berdua membeku dalam pikirannya masing - masing.

"Eh gila bisa diseruduk si Jeno gue, balik yeon sekarang!" Jaemin tersadar dari lamunan nya, disusul Siyeon yang mengikuti langkah Jaemin ke arah motor yang jauh terparkir disana.

"Makasih jaem, gue seneng ketawa terus." Siyeon berbicara dengan nada lembut seperti biasanya. Sedangkan Jaemin terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

"Makasih doang gak cukup." Kini mereka sudah sampai di tempat motor berada.

"Terus apa?" Siyeon bertanya dengan senyuman yang melengkung dengan sempurna.

"Nih disini." Jaemin menunjuk pipinya dengan jari.

Siyeon langsung melotot dengan isyarat akan menampar. Jaemin hanya terkekeh sambil memasang helm nya.

"Becanda yeon, tapi mau beneran juga gapapa sih." kini Jaemin sudah siap diatas motor, tak lama dari itu mereka pegi meninggalkan taman.

Motor merah itu melesat dari taman komplek menuju rumah Siyeon sekarang. Sepanjang jalan, Jaemin sesekali menyapa pepohonan disekitarnya. Menambahkan gombalan untuk Siyeon yang hanya tersenyum geli menanggapinya.

"Andai Jeno kayak lo." Siyeon mulai menundukan kepalanya ke bahu Jaemin.

Jaemin hanya terdiam membiarkan Siyeon meminjam bahunya sebentar. Raut wajahnya sangat serius sekarang, entah apa yang ia pikirkan.

PUZZLE PIECE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang