Jevin?

7K 186 4
                                    

"Mohon izin kepada bapak atau ibu guru dikelas untuk sekedar menyampaikan informasi. Pengumuman kepada seluruh siswa baik IPA maupun IPS untuk berkumpul di halaman tengah setelah pembelajaran selesai. Terima kasih." Pengumuman yang dibacakan Pak Gun—Pak Gunawan—, Pembina OSIS, melalui speaker membuat wajah seluruh siswa kian menegang. Terutama para berandalan sekolah. Pasalnya, saat minggu lalu Pak Gun mengumumkan pengumuman serupa, yang terjadi adalah sidak kelengkapan yang 'menewaskan' hampir setengah dari seluruh siswa SMA Galaksi.

"Duh, Lin, gue gak pake dasi nih! Sepatu gue warna warni lagi!" Wajah Salsa yang tadinya mengantuk akibat pelajaran kimia yang dipandu Pak Wira—biasanya dipanggil Pak Wir—berubah ekspresi menjadi tegang.

"Yaudah pasrah aja, Sa. Namanya juga hidup." Olin tampak tidak memedulikan ucapan Salsa. Ia masih terus sibuk mencatat.

"Shit! Gue masih kelas 10. Kalo poin gue udah banyak, nanti kelas 12 gue gabisa jadi cabe cabean yang roknya dipendekin itu dong? Huaaa gak mau gue!"

"Bodo! Lagian masa cita citanya jadi cabe cabean sih. Pengab banget idup lo." Olin memutar bola matanya malas.

"Yasudah, pembelajarannya saya tutup sampai disini. Sisanya akan kita lanjutkan di pertemuan selanjutnya. Silakan ikuti instruksi Pak Gun untuk berkumpul di halaman." Pak Wir langsung beranjak pergi meninggalkan kelas.

"Fix, kali ini gue gak bakal selamat dari Bu Sada." Salsa ngedumel sendiri sambil berjalan menuju halaman tengah bersama teman teman kelasnya.

***

"Terima kasih sudah berkumpul tepat waktu. Disini saya akan mengumumkan bahwa kita akan kembali menghidupkan event tahunan kita yang sempat mati selama 5 tahun terakhir, bulan depan. Jadi, siapkan 2 orang perwakilan kelas untuk menghadiri technical meeting."

Wajah seluruh siswa yang awalnya menegang kini melunak kembali. Lega. Terutama Salsa.

"Event ini akan diadakan selama satu minggu penuh dan acara puncaknya bertepatan dengan ulang tahun sekolah kita. Berdasarkan hasil pertimbangan Panitia dan OSIS, pada malam puncak kita akan mengundang beberapa guest star. Info lebih lengkapnya akan kami sampaikan saat TM. Terimakasih."

"YESS!"

"YUHUU MANTAP ANJING!"

Terdengar beberapa siswa bersorak senang karena akan mendapat jatah puasa belajar tambahan selama satu minggu penuh.

Memang dasar. Siswa jaman sekarang, judulnya saja yang sekolah untuk belajar, aslinya mah kalo dikasi libur gak nolak.

***

"Siapa nih yang bisa gantiin gue TM?" Dimas—ketua kelas di kelas Salsa—mulai bicara didepan kelas.

Semuanya diam. Kecuali Salsa yang sibuk nge-live di Instagramnya.

"Kalo lo bisa gak, Sal?" Dimas tiba tiba menunjuk Salsa.

Merasa namanya disebut, Salsa otomatis menoleh. "Hah?! Gue? Gak! Gue sibuk. Kalo TM nya pas jam pelajaran sih gue mau. Hehehehe,," Salsa menunjukan cengiran khasnya yang sudah dihapal Dimas selama 5 bulan berteman dengannya.

"Ya kalo kaya gitu yang lain juga mau kali. Udah deh, lo aja ya?" Dimas tampak sedikit memohon.

"Ck! Yaudah deh gue. Sekali ini aja ya?! Awas lo nyuruh gue repot repotan lagi!" Akhirnya Salsa mengalah. Lalu ia melirik Olin, "Lo ikut juga ya, Lin?" Salsa terlihat memohon. Mengeluarkan puppy eyes andalannya.

"Gak."

"Tenang, Sal. Lo sama Jevin kok. Denger denger ada lomba basket antar kelas, jadi biar Jevin bisa nanya nanya dengan leluasa juga. Gapapa kan?" jelas Dimas sambil melirik Jevin.

Jevin hanya mengangguk tanda setuju kemudian melanjutkan gamenya yang tadi sempat tertunda.

Salsa mengikuti arah pandang Dimas.

"Jevin? Kok gue baru ngeh ada mahkluk namanya Jevin dikelas ini?" Salsa menatap Jevin lekat lekat dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Merasa belum pernah bertemu Jevin sebelumnya. Padahal kan sekelas ya?

"Iya, Jevin emang jarang nimbrung gitu sih. Terus baru masuk 2 bulan ini, soalnya katanya dia ikut olimpiade di Singapura trus menang dan langsung berangkat ke USA. Lagian Jevin juga sering dipanggil kedepan pas upacara bendera kok. Lo aja yang kudet. Sibuk gaje sendiri sih lo! " Mika, cewek yang duduknya didepan Salsa menyahut.

Mulut Salsa membentuk huruf 'O', "Okedeh. Ntar pulsek kan? Gue laper. Kantin dulu ya, guys! Yuk, Lin!"

"Eh, Istri! Tunggu suamimu dong!", Kevin mengejar Salsa yang disambut cengiran oleh Salsa.

"Oh iya, AYAH! Maaf ya tadi BUNDA lupa!" kata Salsa sedikit berteriak sambil menekankan kata 'ayah' dan 'bunda'. Sedangkan seisi kelasnya hanya geleng geleng kepala sambil tertawa.

"Belom bel bangsat!" Dimas mendengus saat Salsa dan teman temannya sudah berlalu keluar kelas, "Nanti kan gue yang diceramahin Bu Sada!"

Begitulah Salsa. Salsa itu cewek aneh kalo kata Kevin. Ini rahasia, Kevin dan kawan kawan sampe pernah ngundang Salsa ke grup line salah satu geng motor besar dikota tempatnya tinggal. Tapi Salsa langsung nelfon Kevin dan marah marah. 

CUDDLES : The Warmest Hug Ever!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang