Being Real

1.3K 101 1
                                    


Salsa tetap diam ditempatnya. Sejak mobil Jevin terparkir di halaman rumah Salsa, mereka berdua terdiam.

"Kenapa?" Jevin membuka suara.

Salsa menoleh, "Enggak." Ia kembali menunduk memandang sepatunya.

Jevin menatap Salsa intens.

Salsa menghembuskan nafasnya kasar, "Gue liat, Ju. Gue liat dia dengan sengaja nendang kaki gue."

Jevin mengangguk mengerti.

"Gue bukan orang yang kalo dijahatin bisa tetep baik. Kalo tadi kaki gue nggak sakit, udah gue sleding tuh kepalanya!" Salsa kini memutar bola matanya malas.

Jevin terkekeh, "Nggak usah bersikap seolah olah lo itu jahat, Cause you are not."

"Gue emang bukan orang baik kok. Pokoknya yang penting gue seneng."

"Terus kenapa tadi diem?" Jevin menyandarkan tubuhnya, "Gue tau lo ngerasa bersalah karna nggak bisa maafin Gia tadi." Jevin kembali menatap Salsa lalu mengusap puncak kepala Salsa.

Salsa mematung.

"Jeju."

Jevin mengangkat alisnya.

"Jangan gini."

"Kenapa?"

"Jantung gue mau copot."

***

Pukul 05.00 Salsa sudah bangun dari tidurnya. Ia menuruni anak tangga dengan keadaan setengah sadar lalu membuka lemari pendingin di dapur. Setelah mengambil beberapa sayuran dan sosis, ia kembali menutupnya dan mulai memasak.

Dua puluh menit berlalu, Salsa mengemas nasi goreng yang telah ia buat ke dalam sebuah kotak makan. Ia tersenyum cerah dan berlari menuju ke kamarnya untuk bersiap siap berangkat ke sekolah.

Hari ini adalah hari pertandingan babak pertama tim basket putra. Itu berarti, Jevin akan bertanding melawan kelas XI IPS 1. Salsa tidak sabar menyaksikan bagaimana cowok itu betanding.

Masih dengan senyum secerah mentari pagi, Salsa menuruni tangga rumahnya dengan pakaian lengkap. Ia sudah siap berangkat ke sekolah. Namun seketika matanya melotot saat melihat nasi gorengnya hampir dilahap Dava.

"Dava!!!"

Yang dipanggil menoleh tepat sebelum ia berhasil menyendokkan nasi gorengnya.

"Ngapain lo makan?!" sewot Salsa.

"Nasi goreng kan buat dimakan, Sa. Gimana sih?" Dava mengerutkan keningnya.

"Tapi sayangnya itu bukan buat lo!" Salsa merampas sendok berisi nasi goreng itu kemudian mengemasnya kembali.

"Buat gue mana?" Dava memelas, "Tega ya lo, gue nggak dibikinin juga! Lo kan tau mama lagi dirumah eyang, papa juga masih molor." Dava memanyunkan bibirnya sok imut.

"Muke lo kek bebek! Jelek!"

Dava terkekeh, "Besok lo harus masakin gue ayam saus yang waktu itu lo bikinin papa. Pokoknya buat gue doang!" Dava menyentil kening Salsa.

Salsa mengusap keningnya sambil berdecak, "Iya iya! Bawel!"

Usia Dava dan Salsa berselisih tiga tahun. Salsa selalu dibuat geleng geleng kepala saat menghadapi kelakuan kakaknya yang banyak mau itu. Dan perlu kalian ketahui, Dava adalah mantan siswa yang cukup terkenal dari SMA Galaksi, tempat Salsa bersekolah saat ini. Sering kali Salsa mendengar teman teman seangkatannya masih membicarakan Dava. Mereka bilang Dava itu cool, pendiam, dan tampan. Sedangkan Salsa hanya terkekeh mendengarkan teman temannya membicarakan kakaknya.

CUDDLES : The Warmest Hug Ever!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang