Lem Super

1.5K 123 1
                                    


Jevin menggunting foto foto yang ia cetak dengan Salsa yang menempel pada lengannya. Sejak tadi Salsa merengek minta difoto di hamparan sawah yang luas itu, ia terus menoel noel lengan Jevin untuk merayunya.

"Dikit lagi," kata Jevin ketika Salsa kembali memintanya memotret Salsa.

"Makanya aku bantuin biar cepet selesai!" gerutu Salsa.

"Tangan lo luka."

Salsa memukul keras lengan Jevin, "Aku-kamu! Enak aja pake lo-gue sama pacar!"

Jevin jadi menyesal sendiri, kenapa ia buru buru sekali menembak Salsa hanya karena kesal saat Salsa menyebut nama Nathan?

"Bangunan ini punya kamu?" tanya Salsa.

Jevin mengangguk.

"Kenapa nggak buat studio foto di rumah?" tanya Salsa lagi.

"Pernah. Malah nggak fokus dirusuhin Jeje."

Salsa terkekeh, "Jeje asik tau!"

Jevin mengedikkan bahunya, "Mau makan apa?"

Salsa melirik jam dinding yang terpasang diatas iMac Jevin, pukul 12.05, pantas saja sejak tadi perutnya sudah keroncongan. Ia membuka kulkas berukuran sedang yang tersedia disana, menjelajahi isi kulkas Jevin dan mengambil dua bungkus mie instant dan dua botol air mineral dingin.

"Aku masakin mie aja, mumpung mendung," sahut Salsa.

Jevin menoleh ke halaman belakang bangunan itu dan memerhatikan rintik hujan yang mulai turun semakin deras, "Lo mau gue fotoin pas hujan gini?"

Terdengar decakan sebal dari mulut Salsa, "Kan tadi nggak hujan, makanya aku suruh cepet fotoin!"

Jevin terkekeh, "Kapan kapan deh."

Dua mangkuk mie instant kuah dengan telur setengah matang diatasnya sudah tersaji. Salsa duduk di depan meja kecil beralaskan karpet beludru abu abu, "Mienya udah siap, makan dulu, Ju."

Salsa bangkit dan duduk disebelah Jevin, ia menangkup wajah Jevin dengan kedua tangannya, "Makan dulu, Ju."

Jevin akhirnya menyerah, ia meletakan gunting dan cetakan fotonya lalu mengikuti Salsa duduk bersila di karpet. Mereka menghabiskan mie instantnya sampai bersih. Setelah mencuci mangkuknya dan Jevin, ia kembali duduk disofa sebelah Jevin.

"Jeju peluk."

Jevin menoleh, "Apa?"

"Mau peluk! Masa habis nembak ditinggal tidur sih?!"

"Habis dari rumah lo gue nggak tidur, Sa."

"Kan tadi udah tidur! Sekarang peluk!" ucap Salsa kekeh.

Tanpa basa basi Jevin menarik Salsa kedalam pelukannya.

"Anget," kata Salsa sambil mengeratkan pelukannya dan memasukkan dirinya ke pelukan Jevin lebih dalam.

"Mau sampe kapan kayak gini?" tanya Jevin.

"Sampe ujan reda."

Jevin menghela nafas, "Aku selesaiin itu dulu," Jevin menunjuk dua lembar kertas foto yang harus ia gunting.

Salsa melepas pelukannya, "Terserah."

Jevin terkekeh lalu mengelus puncak kepala Salsa, "Manja."

Salsa memainkan ponselnya sedangkan Jevin melanjutkan pekerjaannya yang sedikit lagi selesai. Ide jahil terlintas diotak Salsa, ia membuka kamera ponselnya dan bersandar membelakangi tubuh Jevin yang menyamping. Ia memasang wajah cemberut sambil mengarahkan kameranya agar menampakkan wajah bagian samping Jevin sekaligus wajahnya.

Setelah mendapatkan yang diinginkan, Salsa senyum senyum sendiri. Ia mengedit foto itu dengan filter yang sedikit gelap agar wajah Jevin tidak terlihat begitu jelas. Bahaya, Jevin itu ganteng, nanti Salsa malah dipelakori cewek genit lagi. Tidak lama, Salsa memposting foto itu di media sosialnya dengan caption 'JU'.

Belum sampai lima menit ia memposting fotonya, komentar komentar followers-nya membuatnya terkikik geli. Apalagi komentar iri Kevin.

Kevinoalnd : Oh ini yang katanya nggak mau posting foto sama gue biar gampang dapet cowok? Terus ini apa bege ;)

Emoticon senyum yang Kevin kirim membuat Salsa semakin terkikik geli, "Kan sekarang udah punya cowok," gumam Salsa sambil melirik ke arah Jevin yang sedang merapikan meja.

"Mau pulang sekarang?" tanya Jevin.

Salsa melirik jam dinding, pukul 14.00, "Terserah."

Jevin mengangguk lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Salsa, ia menghirup dalam aroma shampoo Salsa. Aroma stroberi. Jevin mendengar kekehan Salsa, "Ngapain?"

Salsa hanya menggeleng dan mengacuhkan Jevin, ia sibuk membaca dan membalas komentar followers-nya yang penasaran dengan laki laki difoto itu. Sekarang malah Jevin yang kesal karena diacuhkan. Ia mengambil paksa ponsel Salsa dan langsung memeluk Salsa dari belakang. Salsa diam mematung sementara Jevin meletakkan dagunya di ceruk leher Salsa.

Setelah berhasil mengecek penyebab Salsa mengacuhkannya, Jevin membuka aplikasi Line di ponsel Salsa. Wajahnya masam saat mendapati Nathan baru saja mengirimkan pesan untuk Salsa.

"Aku buka, boleh?" tanya Jevin pada Salsa.

Salsa mengangguk, "Buka aja."

Jevin membukanya, memperlihatkan betapa rutinnya Nathan mengirimi Salsa pesan. Sebagai laki laki tentu Jevin sadar, Nathan memiliki perasaan lebih pada Salsa.

"Jeju kapan lepasnya? Aku degdegan nih!" gerutu Salsa.

"Nggak bisa. Lemnya lem super."

"Gila."



CUDDLES : The Warmest Hug Ever!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang