Better?

1.3K 120 2
                                    

Salsa senang luar biasa. Pagi ini Olin tiba tiba muncul dan membangunkan Salsa dengan menyiram air es. Salsa tidak peduli, yang penting adalah Olin sudah kembali.

Masih dengan wajah datarnya, Olin duduk di atas kasur empuk di kamar Salsa. Ia membaca salah satu novel di rak buku.

"Gue kangen banget tau!" seru Salsa sambil memoleskan bedak bayinya.

"Tau."

"Tau darimana?! Lo aja nggak bales chat gue semalem!" Salsa berbalik lalu memelototkan matanya.

"Ck! Tiap hari lo vidcall gue, Salsa. Bilang kangen, curhat, nemenin tidur," keluh Olin.

"Hehehhee,,, yuk! Lo tau guess star-nya kan?" Salsa bangkit dari kursinya.

Olin mengangguk.

"Oke! Let's go!"

***

Senyum Salsa luntur ketika memasuki ruang kelasnya. Ia menoleh pada Kevin dan Jevin yang duduk bersebelahan. Ia berjanji akan menjambak keras rambut Kevin karena sudah mengkhianati temannya.

Salsa tidak akan terima jika Jevin yang menurutnya adalah tipikal cowok setia disakiti seperti ini. Ia akan memberitahu Jevin nanti. Harus. Setidaknya Jevin tidak akan terlalu terkejut saat melihatnya langsung.

"Ketua kelas kan ikutan jadi panitia, masa lo nggak dapet ID Linenya Sheryl Sheinafia sih?! Atau jangan jangan lo punya tapi nggak mau ngasih?!" terka Yohan.

"Nggak ada, Han! Gue bilangin juga, lagian yang ngurus begituan bukan gue," jelas Dimas.

"Mau ngapain sih lo minta ID Line Sheryl?" Dirga yang risih akan suara Yohan yang selalu terdengar mengganggu di telinganya berdecak.

"Ajak ke rumah, ngenalin ke bonyok gue," sahut Yohan pede.

"Kenal sama lo aja enggak, udah mau ngenalin ke orang tua," ledek Kevin.

"Liat aja jaran goyang gue bisa semanjur apa!" balas Yohan.

Salsa terkekeh lalu duduk disebelah Dirga, "Abang Dhito jadi tampil kan, Dim?"

Dimas mengangguk, "Jadi."

"Mantap!" Seru Salsa senang.

"Widih mbak macan udah balik," sindir Yohan pada Olin. Maklum, saat Yohan membuka mulutnya, Olin selalu memberinya pelototan tajam dan makian.

"Bacot," balas Olin.

"Tuhkan galak. Kalo Olin duduk disebelah macan nih ya, nggak tau deh gue Olin yang mana. Nggak bisa bedain," cibir Yohan.

"Mulut lo bau!" Dimas menjitak kepala Yohan.

Salsa menoleh pada Jevin yang masih mengabaikan tatapannya. Padahal Salsa seratus persen yakin bahwa Jevin menyadari tatapan Salsa padanya.

Salsa melangkah dan berhenti tepat dihadapan Jevin, "Gue mau ngomong."

Jevin mendongak, "Gue lagi nggak pengen ngomong," Jevin lalu melangkah menjauh meninggalkan Salsa yang diam terpaku.

"Jevin kenapa? Kusut bener dari kemarin," tanya Kevin.

Steve bangkit dari duduknya lalu menoleh pada Salsa, "Ini kan mau lo?" Steve menyusul Jevin keluar.

CUDDLES : The Warmest Hug Ever!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang